REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Sebanyak dua rudal Rusia menghantam Kiev selama kunjungan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Kamis (28/4/2022). Rusia menarik pasukannya dari luar Kiev pada bulan lalu setelah gagal merebut ibu kota dan melancarkan serangan besar-besaran di wilayah Donbas timur Ukraina.
Ledakan terdengar segera setelah Guterres menyelesaikan pembicaraan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy. Serangan itu menyoroti kekhawatiran bahwa ibu kota tetap rentan.
Zelenskiy mengatakan ledakan itu membuktikan bahwa tidak boleh mengabaikan kewaspadaan. "Kita tidak boleh berpikir bahwa perang telah berakhir," katanya.
Roket-roket itu mengguncang distrik Shevchenko tengah kota dan satu roket menghantam lantai bawah sebuah bangunan tempat tinggal 25 lantai. Pejabat Ukraina mengatakan, serangan tersebut melukai sedikitnya 10 orang.
Saksi Reuters mendengar dua ledakan, tetapi penyebabnya tidak dapat diverifikasi secara independen. Belum ada komentar dari Rusia tentang ledakan itu.
Saat ini pasukan Rusia berkumpul di wilayah timur yang dikuasai pasukan separatis sejak 2014. Moskow pun memegang petak selatan yang berhasil direbut pada Maret.
Staf umum Ukraina mengatakan Rusia meningkatkan serangan militernya di Donbas. "Musuh meningkatkan kecepatan operasi ofensif. Penjajah Rusia mengerahkan tembakan intens di hampir semua arah," katanya.
Klaim serangan pun diberikan Rusia yang melaporkan serangkaian serangan oleh Ukraina di wilayah perbatasan kedua negara. Moskow telah memperingatkan bahwa serangan semacam itu berisiko eskalasi yang signifikan.
Laporan terbaru pada Kamis menyatakan, dua ledakan besar terdengar di kota Belgorod Rusia dekat perbatasan dengan Ukraina. Tidak jelas apa yang menyebabkan serangan itu dan apakah ada korban atau kerusakan.