REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam tafsir Surah Al-Hijr Ayat 96-99 dikisahkan bahwa orang-orang kafir mengolok-olok Nabi Muhammad SAW dan Alquran, sehingga Rasulullah SAW dibuat sedih oleh sikap mereka yang menyekutukan Allah SWT. Kemudian turunlah ayat-ayat untuk mengobati kesedihan Rasulullah SAW.
Dijelaskan dalam tafsirnya, ayat-ayat tersebut juga berlaku bagi kaum Muslimin sampai akhir hayat mereka.
الَّذِيْنَ يَجْعَلُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَۚ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ
وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّكَ يَضِيْقُ صَدْرُكَ بِمَا يَقُوْلُوْنَۙ
فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَكُنْ مِّنَ السَّاجِدِيْنَۙ
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتّٰى يَأْتِيَكَ الْيَقِيْنُ ࣖࣖ
(yaitu) orang yang menganggap adanya tuhan selain Allah; mereka kelak akan mengetahui (akibatnya). Dan sungguh, Kami mengetahui bahwa dadamu menjadi sempit disebabkan apa yang mereka ucapkan. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah engkau di antara orang yang bersujud (sholat). Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu. (QS Al-Hijr: 96-99)
Ayat ke-99 ini mengandung arti, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakan dan menghidupkanmu, dan serahkanlah dirimu sepenuhnya kepada-Nya sampai yakin, yaitu ajal, datang kepadamu. Dengan melakukan hal itu maka beban perasaan yang kau pikul akibat ucapan, sikap, dan tingkah laku kaum kafir akan terasa ringan dan jiwa akan merasa tenteram.
Dalam penjelasan Tafsir Kementerian Agama, ayat ini mengandung arti, Allah memberi jaminan kepada Nabi Muhammad SAW bahwa Allah SWT memeliharanya dari tindakan orang-orang musyrik Makkah yang mengolok-olok dan menyakitinya. Allah juga memelihara Alquran dari usaha-usaha orang-orang yang ingin mengotorinya.
Ath-Thabari menyampaikan riwayat dari Sa'id bin Jubair bahwa orang-orang musyrik Makkah yang mengolok-olok Alquran dan Nabi Muhammad SAW adalah al-Walid bin Mugirah, al-'As bin Wa'il, Al-'Adi bin Qais, Aswad bin Abdu Yaguts, dan Aswad bin Muththalib. Mereka semua terkenal dalam sejarah, dan sebab-sebab kematian mereka adalah akibat tindakan mereka sendiri.
Menurut suatu riwayat diterangkan bahwa suatu ketika Nabi Muhammad SAW berada di hadapan orang-orang kafir Makkah, mereka saling mengedipkan mata tanpa setahu Nabi Muhammad SAW, dan berkata sesamanya dengan maksud mengejek Nabi, "Inikah orang yang mendakwakan dirinya Nabi?"
Pada waktu itu, Malaikat Jibril menyertai Nabi, lalu Jibril menusuk punggung orang-orang yang mengolok-olokkan itu dengan jarinya, sehingga menimbulkan bekas, luka, dan borok yang busuk baunya. Tiada seorang pun yang mendekati mereka karena baunya itu.
Maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad SAW dilindungi Allah SWT dari gangguan orang-orang kafir. Allah mengetahui bahwa Nabi Muhammad SAW merasa sedih karena olok-olokan dan tindakan orang-orang kafir. Untuk mengobati kesedihannya itu, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk bertasbih, mensucikan Allah dari segala sesuatu yang menyekutukan-Nya, sholat, rukuk, sujud, banyak melakukan ibadah, berbuat baik, dan mengekang hawa nafsu. Hal ini berlaku juga bagi kaum Muslimin sampai akhir hayat mereka.