Senin 02 May 2022 08:55 WIB

Idul Fitri dan Gagasan Puasa Global     

Idul Fitri merupakan salah satu syiar Islam yang agung pasca-Ramadhan

Ilustrasi eksploitasi alam. Idul Fitri merupakan salah satu syiar Islam yang agung pasca-Ramadhan
Foto: ANTARA
Ilustrasi eksploitasi alam. Idul Fitri merupakan salah satu syiar Islam yang agung pasca-Ramadhan

Oleh : Syadeli, alumni PMII

REPUBLIKA.CO.ID, Gema takbir Idul Fitri menandai berkahirnya perjalanan ramadhan.  Lelaku puasa selama satu bulan penuh mengantarkan manusia kembali fitri, kembali lagi ke fitrah sebagai manusia yang terhapus dosanya. 

Fitri dalam pemaknaan esensial tidak dapat diraih tanpa puasa.  Dengan lain perkataan, melalui puasa manusia dapat memfitrikan ucapan, pikiran, dan tindakan-tindakan dalam level personal. 

Baca Juga

Manusia diajari untuk mampu mengendalikan dirinya dari segala keinginan yang tidak berujung dan cenderung membahayakan. Kemampuan ini mendorong tindakan personal meluas menjadi tindakan kolektif (sosial). 

Karenanya dalam ruang lingkup yang lebih luas, puasa juga sebenarnya dapat menghentikan dunia dari kepungan bahaya yang mengancam. Yakni bahaya yang disebabkan oleh ketidakberdayaan umat manusia untuk mengendalikan hawa eksploitatifnya.

Setengah abad yang lalu, sekelompok peneliti dari Massachusets Institute Of Technology (MIT) memberi peringatan pada dunia tentang bahaya besar yang mengintai. Peringatan dari peneliti MIT yang tertuang dalam buku berjudul The Limits to Growth (1972) itu ditujukan untuk membatasi upaya tanpa lelah yang dilakukan negara-negara industri besar dalam mengejar pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.  

The Limits to Growth memproyeksikan kemunduran dunia modern yang mencapai puncaknya pada tahun 2040-an terlebih bila kegiatan industri masih menggunakan cara lama (business as usual). Eksploitasi besar-besaran, peningkatan konsumsi tanpa kendali, hasil industri dan dampak polusi tidak disangkal berkontribusi terhadap kelangkaan pangan, krisis energi serta ancaman perubahan iklim di masa depan. 

Beberapa skenario tentang ancaman besar di masa depan dalam telaah MIT dielaborasi oleh Gaya Herrington dalam Journal of Industrial Ecology pada tahun 2020. Gaya Herrington memperluas cakupan analisa dan riset yang diperkuat dengan data teraktual. Ia menilai bila tidak ada prioritas global dalam mengubah cara menggerakan ekonomi dunia, maka manusia akan berada dalam jalur keruntuhannya. 

Herrington menyinggung dan mendalami dua skenario penting yang dianggap relevan sebagai jalan keluar menghadapi krisis di masa depan. Diantaranya ialah seperti konsep Comprehensive Technology (CT), di mana kemajuan teknologi membantu mengurangi polusi dan meningkatkan persediaan makanan, bahkan ketika sumber daya alam habis.

Skenario lainnya ialah konsep stabilized world (SW) yang menegaskan pentingnya penurunan standar hasil industri dan konsmusi sampai unit paling kecil (keluarga). Itu semua dilakukan berdasarkan kesadaran sebelum keadaan memaksa untuk mewajibkannya. 

Mendalami dan menyajikan data terkait konsep CT dan SW tidaklah cukup untuk disuguhkan dalam artikel singkat ini. Mengingat banyaknya variabel potensial yang saling terhubung mulai dari pemanfaatan sumber daya alam, investasi dalam bidang ilmu pengetahuan, upaya menghadirkan teknologi bersih, dan kebijakan terintegrasi jangka panjang antar negara di dunia. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement