Senin 02 May 2022 17:15 WIB

Rezeki Subur Petani Bunga Tabur Saat Lebaran

Harga bunga mawar H-1 Lebaran naik 20 kali lipat hingga Rp 350 ribu per tenggok.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
Seorang petani di Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memanen bunga mawar di kebun miliknya, Rabu (12/5). Dalam dua momentum lebaran terakhir, harga bunga mawar tabur tersebut tidak sebagus dengan lebaran sebelumnya akibat permintaan masyarakat menurun sebagai dampak larangan mudik lebaran di masa pandemi Covid-19.
Foto: Republika/bowo pribadi
Seorang petani di Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah memanen bunga mawar di kebun miliknya, Rabu (12/5). Dalam dua momentum lebaran terakhir, harga bunga mawar tabur tersebut tidak sebagus dengan lebaran sebelumnya akibat permintaan masyarakat menurun sebagai dampak larangan mudik lebaran di masa pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, “Alhamdulillah”, ungkapan syukur ini keluar dari mulut Antoni Cahyono (43 tahun), warga Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Malam itu ia merasa mujur.

Enam tenggok (wadah dari anyaman bambu) bunga mawar yang dibawanya ke pasar Bandungan, di penghujung Ramadhan langsung disambar pengepul. Tak ada proses tawar menawar yang panjang.

Baca Juga

“Semuanya dibayar Rp 2 juta tanpa menawar terlebih dahulu, artinya satu tenggok bisa laku Rp 330.000,” ungkapnya kepada Republika.co.id, saat ditemui di Dusun Geblog, Desa Sidomukti, Ahad (1/5/2022) malam.

Petani bunga mawar ini menuturkan, harga bunga yang jamak digunakan untuk pelengkap berziarah kubur (bunga tabur), tersebut cukup menjanjikan, jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.

Di tingkat petani, harga tertinggi bisa mencapai Rp 350 ribu per tenggok. Di luar momentum Idul Fitri (Lebaran), harga bunga mawar jatuh dan hanya laku di kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 15 ribu per tenggok.

Kecuali setiap malam Jumat Kliwon, harga bunga mawar relatif lebih baik dan bisa menembus harga Rp 50 ribu per tenggok. “Karena masih ada sebagian masyarakat yang membutuhkan, untuk keperluan mereka,” lanjutnya.

Harga yang bagus ini, masih kata Antoni, membuat para petani bunga mawar di Bandungan bisa tersenyum lebar. Sebab pada lebaran dua tahun sebelumnya, bunga mawar tidak laku karena masyarakat tidak ada yang mudik.

Selain itu sebagian masyarakat juga masih enggan berziarah ke makam karena kasus Covid-19 masih ramai. “Maka, harga bunga mawar yang bagus pada Lebaran kali ini memang sangat diharapkan para petani,” tegasnya.      

Tanda-tanda harga bunga mawar bakal membaik sudah terlihat sejak H-3 Lebaran, beberapa waktu lalu. Saat itu harga bunga mawar di tingkat petani sudah mencapai kisaran Rp 75 ribu hingga Rp 80 ribu per tenggok.

Lalu menjelang H-2 Lebaran, harga tersebut sudah merangkak naik menjadi Rp 125 ribu hingga 130 ribu per tenggok. Puncaknya sehari menjelang Idul Fitri mencapai Rp 350 ribu per tenggok.

Harga ini akan berangsur kembali normal setelah momentum Lebaran berlalu. “Sebab permintaan dari masyarakat bakal menurun. “Masyarakat yang nyekar atau berziarah ke makam sudah berkurang,” tegasnya.

Sementara itu, Sundoyo (42) petani bunga mawar lainnya mengungkapkan menjelang Lebaran permintaan bunga mawar dari masyarakat cukup tinggi. Tidak hanya itu, meskipun bunga mawar ini hanya ditanam tumpangsari, namun Bandungan merupakan sentra bunga mawar. Sehingga banyak pedagang/ bakul bunga dari luar daerah yang mengambil bunga mawar dari Bandungan.

Seperti para pengepul dari Cirebon (Jawa Barat) serta para bakul dari Kabupaten Ngawi dan Blitar (Jawa Timur). Mereka membeli bunga dari Bandungan untuk memenuhi kebutuhan di daerahnya. Selebihnya bunga mawar dari Bandungan juga dipasok ke Solo, Yogyakarta, Semarang dan beberapa kota lain.      

Kendati harga jual di tingkat petani cukup bagus dan kembali menjanjikan, namun tidak dengan kapasitas produksi bunga mawar dari para petani. Sebab penggunaan pestisida (untuk membasmi rumput liar) yang berlebihan, pada akhirnya juga ikut mempengaruhi kesuburan tanaman bunga mawar.

Dampaknya selain produksi kuntum berkurang, dari sisi warna juga kurang menarik karena terlihat pucat. Selain itu sebagian tanaman bunga mawar di wilayah Kecamatan Bandungan juga diserang hama ulat yang membuat kelopak bunga rusak dan menjadi tidak menarik.

“Namun dengan harga yang relatif bagus, petani masih bisa meraup untung pada Lebaran kali ini,” tegasnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement