REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Telah terjadi Bencana Tanah Longsor di Kabupaten Subang, Kp Dauan RT 15/04 Blok Legokokok, sekitar pukul 14.00 WIB Senin (2/5/2022). Peristiwa tepatnya terjadi di titik koordinat -6.748052, 107.647873, Desa/Kel Ciater, Kecamatan Ciater.
"Penyebab longsor di jalur Subang-Bandung ini, hujan Intensitas tinggi di daerah sekitar Kabupaten Subang," ujar Kepala Seksi (Kasi) Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat (Jabar), Hadi Rahmat, dalam siaran persnya, Senin petang (2/5/2022).
Hadi menjelaskan, longsor tersebut menyebabkan 1 unit fasilitas umum terdampak. Bahakan, Jalur Raya Penghubung Subang - Bandung mengalami kemacetan akibat longsor tersebut. "Alhamdulillah longsor tersebut tak ada korban luka," katanya.
Hadi mengatakan, BPBD Provinsi Jabar langsung berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Subang saat longsor terjadi. Selain itu, Tim BPBD Kabupaten Subang langsung meluncur ke lokasi kejadian, melakukan Assesment dan membersihkan material longsoran "Agar jalan raya lancar untuk mengurai kemacetan, kepolisian membantu mengatur arus lalu lintas dengan buka tutup," katanya.
Sebelumnya, para pemudik diminta berhati - hati ketika melewati daerah rawan bencana di Jabar selama periode 29 April - 8 Mei mendatang. Pada musim hujan, bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, dan angin puting, serta bencana lain berpotensi menghambat perjalanan mudik.
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang Provinsi Jawa Barat mencatat ada 87 titik rawan longsor (56 di jalan provinsi, 31 jalan nasional) dan 30 titik rawan banjir (25 jalan provinsi, 15 jalan nasional).
Menurut Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jabar Budi Juanda, untuk wilayah Pantai Utara (Pantura) pemudik wajib mewaspadai gangguan akibat bencana angin puting beliung dan rob."Kondisi Pantura dan jalur selatan berbeda. Di Pantura harus waspadai kemungkinan angin puting beliung dan banjir terutama akibat rob," ujarnya.
Budi mengatakan, hujan diprediksi masih akan turun dengan deras di wilayah Pantura. Inilah yang akan menyebabkan munculnya banjir akibat air laut meluap atau rob.
Sementara di jalur selatan, kata dia, kewaspadaan berbeda. Di jalur selatan dan tengah, pemudik wajib mewaspadai bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir dan tanah bergerak. Budi mengatakan Jabar memang memiliki banyak titik lokasi bencana yang harus diwaspadai. Ia menyatakan sejak Januari hingga April 2022 sudah tercatat sekitar 400 kejadian."Artinya, potensi memang ada ditambah dengan adanya pergerakan orang pas mudik," katanya.
Selain bencana alam, Budi juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap Covid-19. Pergerakan orang dalam jumlah besar harus diantisipasi dengan prokes yang ketat.
Untuk mengantisipasi, Jabar menyiagakan 22 _Disaster Relieve Unit_ (DRU) dilengkapi alat berat yang dapat dipakai sewaktu-waktu jika ada bencana. BPBD juga menyediakan posko di wilayah kabupaten/kota yang rawan bencana yang diisi petugas BPBD, Dishub, Damkar, PMI, ORARI, hingga pramuka.