REPUBLIKA.CO.ID,BERLIN — Pemimpin-pemimpin Finlandia dan Swedia memberi isyarat mereka belum memutuskan apakah akan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Tapi menekankan kerjasama keamanan yang erat dengan negara-negara Eropa lain dalam menghadapi agresi Rusia pada Ukraina.
"Serangan Rusia ke Ukraina telah mengubah lingkungan keamanan kami sepenuhnya," kata Perdana Menteri Finlandia Sanna Marin usai bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz di dekat Berlin, Selasa (3/5/2022).
"Kami harus memutuskan apakah mengajukan keanggotaan NATO atau melanjutkan jalan kami saat ini, itu pembahasan yang sedang kami lakukan di parlemen nasional kami," kata Marin.
Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson mengatakan parlemen di negaranya sedang melakukan peninjauan keamanan. Parlemen negara Nordik itu akan menyampaikan hasilnya pada 13 Mei.
"Analisanya antara lain masa depan kemitraan pertahanan bagi Swedia termasuk, pembahasan tentang NATO dan semua opsi di atas meja," katanya.
"Sementara pengaturan keamanan kami masing-masing tentu diputuskan bangsa kami, kami berkoordinasi sangat erat dengan Finlandia," tambah Andersson.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kedua negara itu akan disambut baik bila memutuskan bergabung dengan aliansi militer 30 negara anggota itu. Ia berjanji akan memproses keanggotaan mereka dengan cepat. Para menteri luar negeri anggota NATO dijadwalkan akan rapat pada 14 sampai Mei di Berlin.