REPUBLIKA.CO.ID, TUBAN--Mengunjungi tempat wisata bisa menjadi pilihan untuk mengisi libur Lebaran. Gua Ngerong termasuk salah satu tempat wisata yang cukup diminati di Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur (Jatim).
Pengunjung Arief mengaku sengaja mengunjungi Gua Ngerong karena lokasinya cukup dekat dengan rumah kedua orang tuanya. Dia dan keluarganya hanya membutuhkan waktu 30 menit untuk tiba di lokasi dari Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. "Saya naik motor lewat Jembatan Kare (Kanor-Rengel)," ucap Arief, Rabu (4/4/2022).
Arief mengaku cukup menikmati sajian wisata yang ada di Gua Ngerong. Dia bisa menyaksikan aliran kali dari sumber air Gua Ngerong yang sangat bersih. Selain itu, juga dapat menyaksikan ikan-ikan yang begitu banyak dan kelelawar yang bergantungan.
Namun pria kelahiran 1990 ini menilai masih ada hal yang perlu diperbarui oleh pengelola. Salah satunya ketersediaan tong sampah yang minim sehingga banyak wisatawan yang membuang sampah sembarang. Kemudian lokasinya cukup sempit sehingga tidak bisa berlama-lama.
Kunjungan wisatawan yang begitu ramai di Gua Ngerong nyatanya memberikan berkah tersendiri untuk para pedagang. Ridi (26 tahun) mengaku bersyukur usaha keluarganya bisa aktif kembali di Gua Ngerong sejak libur Lebaran. Dia bisa menjual pakai ikan, roti, mi, berbagai macam es dan lain-lain.
Dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, Ridi menilai, jumlah wisatawan saat ini memang masih jauh. Namun kondisi kali ini lebih baik dibandingkan dalam dua tahun terakhir. "Dua tahun tutup total (Gua Ngerong). Baru buka awal Lebaran kemarin. Dan jumlah wisatawan hari ini mendingan dari kemarin," jelas dia.
Sebelum pandemi Covid-19, Ridi dan keluarga setidaknya bisa mendapatkan pemasukan hingga 10 kali lipat saat libur Lebaran. Namun pada Lebaran kali ini, dia hanya mampu mendapatkan setengahnya. Meskipun demikian, Ridi bersyukur karena bisa mendapatkan pemasukan kembali.
Gua Ngerong sendiri menyuguhkan wisata alam gua yang di dalamnya terdapat kelelawar yang bergelantungan. Di bawah gua terdapat aliran kali yang airnya begitu jernih. Aliran tersebut berisi banyak ikan kecil, sejumlah ikan lele berukuran besar dan kura-kura besar.
Wisatawan pada umumnya diizinkan untuk memberikan makanan kepada ikan-ikan. Namun mereka tidak diperkenankan mengambil atau memakannya. Mitos setempat menyebutkan, seseorang yang mengambil ikan di kali tersebut biasanya akan sakit.
Selain itu, kali tersebut juga diizinkan untuk dijadikan tempat berenang. Hal ini terlihat dari keramaian anak-anak yang berenang di lokasi dengan menggunakan ban. Ban-ban pelampung air ini dijual sekitar Rp 5 ribu untuk satu orang.
Pengawas Gua Ngerong, Kiswo mengatakan, ikon wisata di wilayah Rengel ini dibuka mulai pukul 07.00 sampai 17.00 WIB. Untuk bisa memasuki tempat ini, pengunjung harus mengeluarkan biaya tiket yang cukup murah. Pengunjung berusia dewasa Rp 5 ribu sedangkan anak-anak (di bawa usia SD) Rp 3 ribu.
Pada Lebaran kali ini, Kiswo tak menampik, kunjungan wisatawan cukup banyak. Sejak dibuka pukul 07.00 hingga 09.30 WIB, dia sudah menjual 200 tiket. Jumlah ini dipastikan akan terus bertambah hingga jadwal operasi ditutup.
Menurut Kiswo, tidak ada pembatasan jumlah wisatawan di Gua Ngerong. Hal ini menyesuaikan dengan surat yang diedarkan pemerintah setempat. "Ini tergantung (full atau tidaknya jumlah wisatawan), karena kita (banyak yang) keluar masuk. Tidak harus full menetap karena terus ada yang keluar masuk," jelasnya.
Hal terpenting, protokol kesehatan (prokes) Covid-19 tetap dijalankan dengan baik oleh masyarakat. Kiswo menegaskan, pengelola telah menyiapkan tempat cuci tangan dan pengunjung diimbau untuk selalu menggunakan masker.
Berdasarkan pengamatan Republika, masih banyak wisatawan yang abai menerapkan prokes semisal penggunaan masker. Petunjuk pemeriksaan aplikasi PeduliLindungi pun tidak digunakan dengan baik. Banyak wisatawan yang masuk begitu saja tanpa melakukan pemeriksaan.