Rabu 04 May 2022 14:27 WIB

Usai Lebaran, Ikappi: Kenaikan Harga Daging Sapi Mengkhawatirkan

Kenaikan harga daging sapi sudah diatas Rp 160 ribu per kilogram

Rep: dedy darmawan nasution/ Red: Hiru Muhammad
Pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Besar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (1/5/2022). Harga daging sapi di pasar tersebut naik 30 persen jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah dari sebelumnya Rp125 ribu per kilogram menjadi Rp160 ribu per kilogram akibat permintaan yang terus meningkat mendekati lebaran.
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Pedagang daging sapi melayani pembeli di Pasar Besar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Minggu (1/5/2022). Harga daging sapi di pasar tersebut naik 30 persen jelang perayaan Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah dari sebelumnya Rp125 ribu per kilogram menjadi Rp160 ribu per kilogram akibat permintaan yang terus meningkat mendekati lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menuturkan, daging sapi menjadi komoditas pangan yang cukup mengalami kenaikan harga secara signifikan hingga pascalebaran. Lonjakan harga daging sapi juga bertepatan dengan fase ketiga puncak kenaikan harga pada periode perayaan Idul Fitri.

"Yang mencolok tinggi paling mengkhawatirkan ya daging sapi, ini sudah di atas Rp 160 ribu per kilogram dan ini jadi antisipasi kita di fase ketiga," kata Ketua Umum Ikappi, Abdullah Mansuri, Rabu (4/5/2022).

Baca Juga

Mengutip data terakhir dari Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok, Kementerian Perdagangan, rata-rata nasional harga daging sapi di tingkat konsumen per 29 April 2022 sebesar Rp 142 ribu per kg, naik 1,72 persen dari hari sebelumnya Rp 139.600 per kg.

Selain daging sapi, Mansuri mencatat komoditas lainnya yang punya tren kenaikan harga di antaranya minyak goreng, bawang merah, dan daging ayam ras.

Kepala Bidang Informasi Ikappi, Muhammad Ainun Najib, mengingatkan pemerintah untuk tetap mewaspadai kenaikan harga. Ikappi mengatakan, kenaikan harga pangan pada momentum Idul Fitri telah memasuki fase ketiga yakni pascalebaran.

"Beberapa komuditas akan mengalami kenaikan harga, ini adalah momentum di mana pemerintah harus mempersiapkan komoditas-komoditas yang akan diserbu masyarakat," kata dia.

Sebab, kata dia, pasca Idul Fitri biasanya terdapat kendala dalam sistem rantai distribusi, banyak aktivitas perdagangan yang masih dalam masa libur sehingga pasokan distribusi terhambat.

"Kami berharap ini menjadi catatan pemerintah karena biasanya pada tiap tahun terjadi kalalaian pada distribusi sehingga pasokan terhambat. Kita harapkan setelah fase ketiga pasca Lebara nanti dapat mendorong komoditas agar kembali pulih seperti semula," katanya. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement