REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP -- Kebakaran sekitar 50 kapal di Dermaga Wijayapura, Kabupaten Cilacap, Selasa (3/5/22) petang, baru dapat dipadamkan sekitar 16 jam kemudian. Kepala UPT Damkar Cilacap, Supriyadi menjelaskan, ledakan dinamo kapal yang tengah diperbaiki menjadi penyebab kebakaran besar itu terjadi. Berbagai kendala menyebabkan sulitnya tim damkar memadamkan api.
"Tidak adanya akses jalan di sepanjang bantaran Selat. Saat kejadian permukaan air laut rendah/surut menyebabkan kapal-kapal yang lain tidak bisa ditarik keluar," ucap Supriyadi, Rabu (4/5/22).
Di sisi lain, sumber air Damkar harus disuplai dari PDAM. Sebab, di lokasi dekat kejadian kurang tersedia fasilitas hidran. Hujan lebat dalam waktu singkat juga menyebabkan foam yang disemprotkan tidak efektif meredam api.
Selain itu, tidak tersedianya Tag Boat atau kapal tunda untuk mengendalikan situasi di air telah menyebabkan beberapa kapal yang lepas terbawa arus dan pindah lokasi ke arah barat/Pelabuhan. Ini menyebabkan kebakaran kapal nelayan lain, sehingga terjadi di empat titik, bahkan pada pukul 22.30 WIB sempat beberapa kapal dalam posisi menyala mendekati dermaga T pertamina dan berhasil dikejar Tag Boat Pemadam Pertamina.
"Kapal-kapal tersebut terbuat dari piber dan kayu sehingga mudah terbakar. Pada saat terjadi kebakaran kapal cuaca di sekitar lokasi angin dan arus kencang serta para awak ABK sedang melaksanakan libur lebaran, sehingga pemindahan kapal lambat," ucap Supriyadi.
Saat ini, penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan pihak berwajib dan situasi kebakaran dinyatakan hijau pada pukul 10.30 WIB.
Sementara itu, taksiran kerugian masih dalam perhitungan. Sebanyak 51 kapal yang terbakar di sekitaran tambatan batere, Dermaga Wijayapura, Dermaga Kepanduan dan dermaga Beaching tercatat milik empat nelayan, dengan satu kapal milik Pelindo TB Orient Victory II.