Sabtu 07 May 2022 22:15 WIB

Ulama Turki Ungkap Bahaya Memendam Permusuhan

Ulama Turki mengungkap bahaya memendang permusuhan.

Rep: Muhyiddin/ Red: Agung Sasongko
Ulama (ilustrasi)
Foto: republika
Ulama (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah Swt berfirman:

وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِّزْرَ اُخْرٰىۚ 

 

"Dan seseorang tidak akan memikul beban dosa orang lain." (QS.Al-An'am [6] :164)

 

Ulama asal Turki, Badiuzzaman Said Nursi mengatakan, ayat tersebut menjelaskan tentang keadilan mutlak (al-‘Adalah al-Mahdhah), yaitu tidak boleh menghukum seseorang atas kesalahan orang lain. 

 

"Ayat Alqur’an di atas dan berbagai sumber ajaran Islam lainnya menegaskan bahwa memendam permusuhan dan kebencian terhadap orang mukmin adalah kezaliman yang besar," kata Nursi dikutip dari karyanya yang berjudul “Misteri Puasa, Hemat, dan Syukur” terbitan Risalah Nur Press. 

 

Sebab, lanjut Nursi, permusuhan seperti mencela semua sifat-sifat baik akibat satu kesalahannya. Ia menjadi sebuah kezaliman yang lebih besar lagi jika permusuhan tersebut meluas terhadap keluarga dan kerabatnya.

 

"Apakah setelah mendengar penjelasan tentang kezaliman di atas, engkau masih mempunyai alasan untuk memusuhi saudaramu seiman dan menganggap dirimu benar?," ungkapnya.

 

Nursi mengatakan, harus diketahui bahwa dalam pandangan hakikat, kejahatan-kejahatan yang menjadi sebab timbulnya permusuhan dan kebencian bersifat padat, seperti tanah dan kejahatan itu sendiri. Menurut dia, sifat benda padat tidak berpindah dan tidak memantul pada yang lain, kecuali kejahatan yang ditiru seseorang dari orang lain. Sedangkan kebaikan yang menjadi sebab timbulnya rasa cinta bersifat halus, seperti cahaya dan cinta itu sendiri. 

 

Nursi menambahkan, sifat cahaya dapat berpindah dan memantul pada yang lain. Dari sinilah terlahir suatu pepatah, “Sahabat dari seorang sahabat juga merupakan sahabat.” Sebagaimana banyak orang sering mendengung-dengungkan, “Karena kebaikan satu orang, seribu orang dimuliakan.”

 

"Wahai orang yang tidak adil! Jika engkau mendambakan kebenaran, itulah hakikat yang sebenarnya. Karena itu, permusuhan dan kedengkianmu terhadap keluarga dan kerabat yang dicintai orang yang engkau benci sangat bertentangan dengan kebenaran," jelas Nursi. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement