Selasa 10 May 2022 07:49 WIB

Mentan: PMK tidak Menular ke Manusia dan Kementan Siapkan Strategi Pemberantasan

Kementan dan Pemprov Jatim bersinergi menekan penyebaran PMK pada hewan ternak

Red: Christiyaningsih
Mentan SYL dalam Rapat koordinasi terkait penyakit mulut dan kuku hewan bersama Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/5/2022).
Foto: Kementan
Mentan SYL dalam Rapat koordinasi terkait penyakit mulut dan kuku hewan bersama Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) berupaya mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku pada hewan (PMK). Hal ini menyusul adanya hewan ternak yang terjangkit penyakit PMK di sejumlah daerah Jatim.

Meski memiliki tingkat penyebaran yang cepat pada hewan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menegaskan penyakit ini tidak menular ke manusia. Untuk itu selain melakukan sejumlah strategi untuk menekan penyebarannya ke ternak, Mentan Syahrul meminta agar jangan ada kekhawatiran dan kepanikan yang berlebih di tengah masyarakat.

Baca Juga

“Kita harus maksimal melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa penyakit ini tidak menular pada manusia. Pernyataan ini diperkuat oleh Menkes (Menteri Kesehatan) saat ratas (rapat terbatas) bersama Presiden tadi dan ini menjadi hal yang sangat penting,” ungkap Mentan SYL usai Rapat koordinasi terkait penyakit mulut dan kuku hewan bersama Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (9/5/2022).

Selain mendukung penuh upaya pemberantasan dengan menugaskan tim untuk mengecek kondisi lapangan, Mentan SYL juga mengatakan pihaknya melalui Pusat Veteriner Farma (Pusvetma) di Surabaya tengah melakukan penelitian lanjutan untuk memastikan tingkat dan jenis serotype PMK yang teridentifikasi di sejumlah daerah di Jatim ini. “PMK ini masih dalam penelitian lab veteriner kita di Surabaya secara maksimal sehingga kita bisa identifikasi ini pada level berapa, jenisnya seperti apa. Kita harap hari ini atau besok akan keluar hasilnya,” terangnya.

Syahrul menerangkan dengan hasil laboratorium tersebut, pemerintah akan lebih mudah menentukan vaksin yang tepat. Ia berharap penentuan vaksin dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di dalam negeri. Dengan ini ia memastikan penanggulangan PMK dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

Senada dengan Mentan SYL, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta agar media membantu upaya pemerintah untuk mengedukasi masyarakat terkait PMK. Hal ini agar tidak ada kekhawatiran berlebih yang akan menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat terkait penyakit ini.

“Pak Mentan dan Pak Menkes bilang tidak menular ke manusia. Saya sering kali bilang, pendekatan pentahelix maka media dan pemerintah, masyarakat, perguruan tinggi, dan private sector tolong bantu disampaikan bahwa PMK tidak menular ke manusia,” tegasnya.

Di samping itu, Khofifah menyebut pihaknya bersama dengan Kementan akan melakukan sejumlah langkah komprehensif untuk memastikan penyebaran PMK tidak meluas di Jatim. Pemerintah menerapkan isolasi berbasis kandang dan menggandeng banyak pihak lainnya agar bantuan obat - obatan yang diberikan Kementan dapat tersalurkan secara maksimal.

“Isolasinya berbasis kandang, karantina berbasis kandang jadi yang sudah ada gejalanya jangan dibawa keluar kandang. Kita koordinasikan dengan Pak Mentan supaya ketersediaan obat-obatan, analgesik, antibiotik, dan vitamin tercukupi. Saya minta ke ikatan alumni FKH Unair (Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga) turunkan tim lebih banyak supaya penyuntikan lebih masif,” tegas Khofifah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement