Selasa 10 May 2022 19:05 WIB

Korea Selatan Siap Berdialog dengan Korut

Yoon terlihat lebih fokus membuka kembali pembicaraan denuklirisasi dengan Korut.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengambil sumpah saat pelantikannya di depan Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, Selasa, 10 Mei 2022. Presiden baru Korea Selatan mengatakan dia akan menyampaikan
Foto:

Konflik Rusia-Ukraina mengakibatkan harga komoditas melonjak, dan meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga bank sentral yang dapat mengancam prospek pertumbuhan. Yoon tidak menyebutkan inflasi, tetapi dia menyebutkan pertumbuhan yang rendah, meningkatnya pengangguran, dan kesenjangan upah sebagai tantangan ekonomi utama. Dia berjanji untuk mengatasinya dengan berfokus pada pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan inovasi.

Yoon menyalahkan anti-intelektualisme untuk politik yang terpolarisasi dan memperdalam perselisihan internal. Dia mengatakan, hal itu mengancam pelemahan demokrasi, "rasa kebersamaan" rakyat.

"Proses politik yang memiliki tanggung jawab untuk mengatasi dan menyelesaikan masalah ini telah gagal karena krisis demokrasi, dan salah satu alasan utama kegagalan tersebut adalah meresahkan penyebaran anti-intelektualisme. Ketika kita memilih untuk hanya melihat apa yang ingin kita lihat dan hanya mendengar apa yang ingin kita dengar, inilah yang menggoyahkan kepercayaan kita pada demokrasi," kata Yoon.

Yoon secara resmi menjalankan tugasnya sebagai presiden pada Senin (9/5/2022) tengah malam, dengan upacara membunyikan lonceng di Paviliun Bosingak di pusat kota Seoul. Pelantikan diadakan di halaman depan parlemen, dan dihadiri oleh sekitar 40 ribu orang.

Sekitar 300 tamu asing termasuk Wakil Presiden China Wang Qishan, Menteri Luar Negeri Jepang Yoshimasa Hayashi, dan Douglas Emhoff, suami Wakil Presiden AS Kamala Harris.  Peresmian tersebut telah diberi slogan "Lagi, Republik Korea! Sebuah negara baru dari rakyat" yang mencerminkan komitmen Yoon kepada rakyat untuk menyelesaikan perpecahan regional, kelas dan generasi, serta membina persatuan.

 

Setelah pelantikan, Yoon akan pindah ke kantor baru di bekas gedung Kementerian Pertahanan. Dia telah memindahkan kantor kepresidenan dan kediaman dari Blue House. Rencana pemindahan ini diperkirakan akan menelan biaya 40 juta dolar AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement