REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pariwisata Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat menilai kesadaran pengunjung terhadap kebersihan di sejumlah objek wisata masih minim sehingga masih ditemukan sampah berserakan di sejumlah areal wisata.
"Padahal kami sudah siapkan puluhan tong sampah, tapi memang kesadaran pengunjung akan kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya masih rendah," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Selasa (10/5/2022).
Pernyataan itu disampaikan menyikapi terjadinya tumpukan sampah di sejumlah objek wisata di Mataram seperti di Pantai Gading, Mapak, Loang Baloq, dan Pantai Ampenan setelah perayaan puncak "Lebaran Topat" atau Ketupat pada Senin (9/5) 2022. Ia mengatakan keberadaan sampah di objek wisata terjadi tidak hanya saat puncak lebaran kemarin, akan tetapi pihaknya mengaku hampir setiap hari mendapat laporan dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis).
"Informasi dari pokdarwis, masyarakat berkunjung dengan membawa makanan kemudian makan di tempat lalu sampah dibiarkan di situ. Padahal bak sampah sudah kita siapkan," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga secara rutin memberikan sosialisasi melalui pengeras suara di setiap destinasi wisata terkait dengan menjaga kebersihan dan membuang sampah pada tempatnya.
"Hanya saja, merubah perilaku dan kesadaran masyarakat memang butuh waktu karenanya petugas kami tetap dengan sabar memberikan sosialisasi," katanya.
Sementara terkait dengan penanganan sampah di objek wisata setelah Lebaran Ketupat, kata dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar penanganan sampah di objek wisata setelah lebaran bisa lebih cepat dan bersih.
"Volume sampah di objek wisata setelah lebaran terlihat meningkat. Tapi untuk volume pastinya yang tahu persis DLH," ujar Denny.