REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan percaya bahwa 'gaya kelima' yang bekerja di luar angkasa. Gaya ini diyakini dimediasi oleh partikel hipotetis bernama simetri yang membentuk 'dinding tak terlihat' di luar angkasa.
Dinding tidak selalu sama dengan dinding ruangan. Dinding ini berfungsi sebagai penghalang. Hipotesis dinding ini dapat menjelaskan bagian misterius dari ruang angkasa yang telah lama membingungkan para astronom.
Sebuah studi baru dapat menjelaskan mengapa para astronom telah dibingungkan selama bertahun-tahun oleh "dinding tak terlihat di ruang angkasa."
Model yang diterima saat ini untuk menjelaskan kosmologi adalah hipotesis materi gelap dingin (CDM) Lambda. Namun, ada satu masalah yang menarik dengan konsep ini, dan itu tidak selalu cocok.
Galaksi kecil harus tersebar dalam orbit yang berantakan di sekitar galaksi yang lebih besar. Namun, sebagian besar galaksi kecil yang mengorbit galaksi yang lebih besar terstruktur dalam bidang datar tipis.
Bidang atau piringan ini mengingatkan kita pada cincin Saturnus. Hampir seolah-olah galaksi diatur di sepanjang dinding yang tak terlihat di ruang angkasa.
"Satelit" ini, demikian para astronom menyebutnya, dapat ditemukan dalam orbit yang sinkron di sekitar galaksi kita. Mereka juga terlihat di galaksi terdekat.
Para ilmuwan telah menawarkan banyak teori untuk menjelaskan "masalah piringan satelit" selama bertahun-tahun. Namun, sebuah studi baru oleh para peneliti Universitas Nottingham mengusulkan jenis penjelasan yang berbeda untuk hambatan spasial tak berwujud ini. Penelitian saat ini tersedia di server pracetak arXiv.