REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BUMD milik DKI Jakarta PT Food Station Tjipinang Jaya terus memperbanyak kerja sama untuk membantu petani dan memperkuat ketahanan pangan di Ibu Kota. Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Pamrihadi Wiraryo dalam keterangan, Jumat (13/5/2022), mengatakan telah melakukan kerja sama denganKoperasi Produsen Hurip Tani Mandiri di Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Karawang, Jawa Barat.
Pamrihadi menuturkan, kerja sama itu salah satunya untuk mengenalkan teknologi budi daya pertanian tanpa menggunakan pupuk berbahan kimia."Kami akan mengoptimalkan penggunaan pupuk extragen dan komsah. Saya berharap dari penggunaan pupuk ini produktivitas pertanian akan meningkat dari lima ton per haktare menjadi tujuh sampai delapan ton per hektare," ujarnya.
Menurutnya, melalui penggunaan pupuk organik ini diharapkan kesuburan tanah akan lebih terjaga dan hasil panen bisa meningkat ketimbang menggunakan pupuk kimia seperti saat ini.Ia menambahkan, melalui kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, kelompok tani (poktan) akan mendapatkan kepastian pemasaran hasil panen.
"Poktan bisa memberikan garansi kepada para petani bahwa hasil panen pasti sudah ada yang membeli, ada off taker. Mereka juga bisa terhindar dari tengkulak yang mengandalkan sistem ijon sehingga petani tidak sejahtera," ujarnya.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Ismail menuturkan kolaborasi antara PT Food Station Tjipinang Jaya dengan petani di daerah penghasil, baik melalui kelompok tani (poktan) maupun koperasi sudah sangat baik.Seperti yang terlihat dalam prosesi panen padi dari lahan kontrak pertanianseluas 500 hektar antara Food Station dan Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri di Desa Kutajaya, Kecamatan Kutawaluya, Karawang, Jawa Barat, pada Kamis (12/5), yang dihadiri pihaknya bersama BUMD Jakarta itu.
"Saya menilai sudah sangat tepat upaya yang dilakukan Food Station dengan melakukan penguatan kerja sama di hulu, langsung ke petani di daerah penghasil seperti yang tergambar dalam prosesi panen di mana salah satu proses upaya menjaga ketahanan pangan di Jakarta," ucapnya.
Ismail mengharapkan tiga poin utama yang menjadi fokus perhatian Food Station yakni persiapan sebelum masa tanam, proses penanaman untuk menghasilkan yang terbaik, dan pascapanen dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan.Pasalnya, sampai saat ini salah satu permasalahan di tingkat petani, adalah ketika pascapanen di mana harga jual sangat rendah atau dipermainkan, sehingga mereka terpaksa menjual dengan harga apa adanya.
"Melalui kerja sama dengan Food Station bisa mengatasi persoalan ini karena ada jaminan pembelian dengan harga yang sesuai, tidak merugikan petani. Sehingga, mereka bisa semakin sejahtera," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Koperasi Produsen Hurip Tani Mandiri Lutfi Lukmana mengaku sangat senang dengan adanya jalinan kerja sama dengan PT Food Station Tjipinang Jaya."Kami merasa lebih tenang dan bisa menikmati hasil bertani dengan lebih baik. Kami berharap ke depan Food Station bisa membantu untuk penerapan teknologi modern dalam pertanian. Kami siap mengaplikasikannya," ucap Lutfi.