Sabtu 14 May 2022 00:02 WIB

Gunung Awu Sulawesi Utara Berpotensi Erupsi

Status Gunung Awu di Sulawesi Utara saat ini berstatus siaga level 3.

Status Gunung Awu di Sulawesi Utara saat ini berstatus siaga level 3 (Foto: ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Putranto
Status Gunung Awu di Sulawesi Utara saat ini berstatus siaga level 3 (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SANGIHE -- Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG), Kementerian ESDM menyatakan, Gunung Awu di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) berpotensi erupsi setelah terjadi peningkatan kegempaan vulkanik. "Statusnya memang sudah siaga level tiga sejak tanggal 11 Mei 2022, aktivitas gempa vulkaniknya meningkat," kata Subkoordinator Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur PVMBG Devy Kamil Syahbana melalui sambungan telepon dari Manado, Jumat (13/5/2022).

Meskipun berpotensi terjadinya erupsi, namun menurut dia, waktu peristiwa letusan tidak bisa dipastikan. Karena itu menurut dia, pemantauan terus dilakukan untuk melihat kecenderungan aktivitas vulkanik gunung yang pada Desember lalu dinaikkan statusnya dari normal ke waspada.

Baca Juga

"Terus kita pantau aktivitasnya. Karena itu kami berharap masyarakat mematuhi radius bahaya yang direkomendasikan," ajaknya.

Beberapa rekomendasi yang harus dipatuhi yaitu masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius 3,5 kilometer dari kawah puncak Gunung Awu. Masyarakat di sekitar Gunung Awu diharapkan tetap tenang, tidak terpancing isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, masyarakat juga diajak mengikuti arahan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe.

Selanjutnya, masyarakat maupun pemerintah daerah dan instansi terkait lainnya dapat memantau perkembangan tingkat aktivitas maupun rekomendasi Gunung Awu setiap saat melalui aplikasi MAGMA Indonesia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement