Selasa 17 May 2022 22:37 WIB

Distan Sosialisasikan Penutupan Pasar Hewan Mataram

Hal itu sebagai upaya pencegahan penularan virus penyakit mulut dan kuku (PMK).

Rep: ANTARA/ Red: Fuji Pratiwi
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di pasar hewan (ilustrasi). Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (17/5/2022) melakukan sosialisasi penutupan Pasar Hewan Selagalas kepada para pedagang ternak agar mereka tidak datang berjualan pada Kamis (19/5/2022).
Foto: ANTARA/Yusuf Nugroho
Petugas menyemprotkan cairan disinfektan di pasar hewan (ilustrasi). Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (17/5/2022) melakukan sosialisasi penutupan Pasar Hewan Selagalas kepada para pedagang ternak agar mereka tidak datang berjualan pada Kamis (19/5/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Pertanian Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Selasa (17/5/2022) melakukan sosialisasi penutupan Pasar Hewan Selagalas kepada para pedagang ternak agar mereka tidak datang berjualan pada Kamis (19/5/2022). Hal itu sebagai upaya pencegahan penularan virus penyakit mulut dan kuku (PMK).

Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kota Mataram drh Dijan Riatmoko di Mataram, Selasa (17/5/2022), mengatakan, sosialisasi penutupan Pasar Hewan Selagalas sebagai langkah antisipasi terjadinya penolakan seperti di Pasar Hewan Kabupaten Lombok Tengah beberapa hari lalu. "Melalui sosialisasi ini, kita berharap pedagang bisa memahami kondisi dan upaya pencegahan yang dilakukan pemerintah terhadap potensi penularan virus PMK pada ternak," kata Dijan.

Baca Juga

Menurutnya, Pasar Hewan Selagalas beroperasional dua kali sepekan yakni pada Selasa dan Kamis. Dengan jam operasional mulai pagi sampai pukul 18.00 Wita.

"Karena itulah, hari ini kita usahakan untuk sosialisasi secara masif agar hari Kamis dan selanjutnya pedagang tidak berkegiatan sampai batas waktu yang belum ditentukan," kata dia.

Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan selama penutupan, Distan akan menempatkan petugas yang siaga di lokasi tersebut. Jangan sampai ada yang dibolehkan masuk selama pasar hewan ditutup.

"Pembukaan pasar hewan kembali, akan melihat situasi dan kondisi perkembangan penyebaran virus PMK ke depan," kata Dijan.

Dia katakan, ternak yang diperjualbelikan di Pasar Hewan hanya dua yakni kambing dan sapi. Rata-rata jumlah ternak yang datang dalam sehari saat kondisi normal 500-600 ekor, tetapi pada saat tertentu bisa mencapai 1.000 ekor bahkan lebih.

"Ratusan ekor ternak yang dijual di Pasar Hewan Selagalas berasal dari berbagai penjuru di Lombok bahkan Sumbawa, sehingga berpotensi menjadi wadah penyebaran virus PMK," kata dia.

Dijan mengatakan, hingga saat ini Kota Mataram masih dikatakan aman karena belum ditemukan satu pun kasus PMK. Karena itu, upaya pencegahan terus di perketat dan tingkatkan salah satunya dengan menutup operasional Pasar Hewan Selagalas.

Selain akan menutup pasar hewan, pihaknya sudah melakukan langkah antisipasi dan pengawasan dengan memperketat keluar masuk binatang ternak ke Kota Mataram, melakukan pemantauan setiap hari di lapangan, serta memberikan sosialisasi kepada para kelompok ternak agar mereka segera melapor ketika ada indikasi ternak mereka sakit. "Kalau kami cepat dilaporkan, kita juga bisa mengambil tindakan segera," katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement