Kamis 19 May 2022 18:36 WIB

PKL di Kawasan Benteng Vastenburg Surakarta Segera Ditertibkan

Cagar budaya Benteng Vastenburg Surakarta segera steril dari PKL.

Kawasan Gedung Djoeang 45, Solo, Jawa Tengah, yang terletak di sebelah Benteng Vastenburg tersebut berdiri sejak tahun 1880.
Foto: Antara
Kawasan Gedung Djoeang 45, Solo, Jawa Tengah, yang terletak di sebelah Benteng Vastenburg tersebut berdiri sejak tahun 1880.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Surakarta, Jawa Tengah, segera menertibkan pedagang kaki lima (PKL) di sejumlah titik, salah satunya di kawasan Benteng Vastenburg. "Di Benteng Vastenburg itu 'kan melanggar Perda Cagar Budaya, ora teko resik mulih resik (tidak datang bersih pulang bersih) tetapi (gerobak) ditinggal di situ, tidak tertata. Seharusnya steril karena di situ cagar budaya," kata Kepala Satpol PP Kota Surakarta Arif Darmawan di Solo, Kamis (19/5/2022).

Disebutkan pula bahwa di lokasi itu terdapat sekitar 63 pedagang kaki lima. Menurut dia, sebetulnya beberapa tahun lalu lokasi tersebut sudah bersih dari PKL, bahkan penertiban pernah dilakukan oleh Satpol PP dan instansi terkait.Meski demikian, sejak terjadi pandemi COVID-19 kantung PKL tersebut muncul kembali. Oleh karena itu, kata Arif Darmawan, saat ini lokasi tersebut dikembalikan sesuai dengan fungsi awal sebagai cagar budaya.

Baca Juga

"Paling tidak kami sosialisasikan terlebih dahulu sambil menunggu kebijakan dari Dinas Perdagangan seperti apa. Intinya sesuai dengan perda, teko resik mulih resik karena yang kami amati di situ ada tiga gerobak yang tidak beroperasi," katanya.

Ia mengatakan bahwa penertiban PKL juga di sekitar patung keris di depan Terminal Tirtonadi Solo. Ada sekitar 30 pedagang yang berjualan di kawasan tersebut. "Selain itu, beberapa titik seperti alun-alun utara setiap Senin dan Kamis ada pedagang bermobil, itu juga jadi perhatian kami," katanya.

Di samping penertiban PKL, upaya yang sama juga terhadap pedagang oprokan yang nekat berjualan di lantai bawah dan di halaman Pasar Legi. Padahal, sesuai dengan penataan oleh Pemkot Surakarta seharusnya pedagang oprokan ditempatkan di lantai atas pasar.

"Pedagang oprokan di Pasar Legi sebetulnya semua sudah terakomodasi. Akan tetapi, sekarang pada pagi dan malam hari mulai banyak lagi yang turun ke bawah. Ini yang dalam waktu dekat kami tertibkan," katanya.

Terkait dengan hal itu, Wakil Wali Kota Surakarta Teguh Prakosa mengatakan bahwa penertiban itu untuk memastikan ruang ruang terbuka tetap bersih. "Kalau dari awal sudah dimulai 'kan tidak menumpuk seperti di Beteng Vastenburg. Untuk nyariin tempat buat pedagang juga enggak mungkin karena tempat terbatas," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement