REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kenaikan harga telur ayam ras khususnya di wilayah Kota Malang, Jawa Timur, menjadi Rp 27.000 per kilogram dipicu tingginya harga pakan, sehingga para peternak ayam petelur harus melakukan penyesuaian harga.
Pemilik Bina Ternak Farm Sunardi (52 tahun) di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Jumat (20/5/2022), mengatakan, sejak delapan bulan terakhir harga pakan ayam berupa konsentrat mengalami kenaikan cukup tinggi. Hal itu membuat para peternak harus melakukan penyesuaian harga agar tidak merugi.
"Kenaikan dari harga normal Rp 380 ribu per 50 kilogram, sekarang menjadi Rp 480 ribu hingga Rp 500 ribu," kata Sunardi.
Sunardi menjelaskan, produksi telur ayam pada peternakan di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, tersebut menyuplai wilayah Kota Malang, Kabupaten Malang, Kota Batu hingga wilayah Sidoarjo di Jawa Timur. Menurut dia, harga telur ayam ras pada tingkat peternak saat ini disesuaikan menjadi Rp 24.500 per kilogram. Dengan kenaikan tersebut, harga telur ayam ras di pasar rakyat saat ini mencapai Rp 27.000 per kilogram.
"Kenaikan konsentrat memang tidak langsung melonjak hingga Rp 500 ribu per 50 kilogram. Itu secara bertahap selama kurang lebih delapan bulan dan saat ini harga berada di puncaknya," ujarnya.
Ia memiliki kurang lebih sebanyak 20 ribu ekor ayam petelur yang menghasilkan 900 kilogram hingga satu ton telur per hari . Untuk memenuhi pakan dibutuhkan 2,4 ton konsentrat per hari. Konsentrat tersebut dicampur dengan jagung dan bekatul atau dedak.
Sementara untuk harga jagung, lanjutnya, saat ini sudah mengalami penurunan harga menjadi Rp 5.000 per kilogram dari sebelumnya berkisar antara Rp 5.500-Rp 5.700 per kilogram dengan kadar air 16-17 persen.
Dengan harga telur ayam ras di tingkat peternak sebesar Rp 24.500 per kilogram tersebut, ia mengaku saat ini sudah bisa menutup biaya operasional. Namun, untuk menutup kerugian selama kurang lebih delapan bulan, ia masih belum bisa memastikan hal tersebut.