Sabtu 21 May 2022 21:45 WIB

Warga Australia Berikan Suara dalam Pemilu yang Berlangsung Ketat

Pemenang Pemilu Australia belum dapat diketahui jika pemilihan berlangsung ketat.

Seorang anak perempuan membantu ayahnya memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di Sydney, Australia, Sabtu, 21 Mei 2022. Warga Australia pergi ke tempat pemungutan suara Sabtu setelah kampanye pemilihan enam minggu yang berfokus pada inflasi yang dipicu pandemi, perubahan iklim, dan ketakutan dari pos militer China yang didirikan kurang dari 1.200 mil di lepas pantai Australia.
Foto: AP Photo/Mark Baker
Seorang anak perempuan membantu ayahnya memberikan suaranya di tempat pemungutan suara di Sydney, Australia, Sabtu, 21 Mei 2022. Warga Australia pergi ke tempat pemungutan suara Sabtu setelah kampanye pemilihan enam minggu yang berfokus pada inflasi yang dipicu pandemi, perubahan iklim, dan ketakutan dari pos militer China yang didirikan kurang dari 1.200 mil di lepas pantai Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Warga Australia memberikan suara dalam pemilihan nasional pada Sabtu (21/5/2022), dengan jajak pendapat menunjukkan oposisi Partai Buruh unggul tipis dari koalisi konservatif yang berkuasa. Namun, penampilan yang meyakinkan dari kubu independen yang berfokus pada iklim dapat menyebabkan parlemen sulit dalam pengambilan keputusan karena tak ada parpol yang memperoleh suara mayoritas menyeluruh.

Partai Buruh ideologi kiri-tengah memimpin kampanye setelah sembilan tahun menjadi oposisi. Akan tetapi, jajak pendapat baru-baru ini menunjukkan pemerintah Liberal-Nasional Perdana Menteri Scott Morrison mempersempit kesenjangan di bagian akhir kampanye ketat yang berlangsung enam minggu.

Baca Juga

Sebuah survei Newspoll oleh surat kabar The Australian pada hari pemilihan menunjukkan keunggulan Partai Buruh turun satu poin menjadi 53 berbanding 47 berdasarkan pilihan dua partai melawan koalisi yang berkuasa, sebagian besar sejalan dengan sejumlah jajak pendapat pemilihan lain. Pemungutan suara langsung di tempat pemungutan suara di sekolah pinggiran kota, paviliun tepi pantai, dan aula pedalaman dibuka pada pukul 8 pagi waktu setempat pada Jumat dan akan ditutup pada pukul 6 sore.

Morrison dan pemimpin Oposisi Anthony Albanese melakukan safari kampanye di sejumlah wilayah yang suaranya diperebutkan. Dalam dua hari terakhir, tema kampanye didominasi oleh kenaikan biaya hidup, perubahan iklim, keamanan dan integritas nasional.

Saat Partai Buruh berfokus pada lonjakan inflasi dan pertumbuhan upah yang lamban, Morrison telah menjadikan angka pengangguran terendah di negara itu dalam hampir setengah abad sebagai inti dari jam-jam terakhir kampanyenya.

Inflasi telah meningkat dua kali lebih cepat dari upah, mengakibatkan pendapatan riil jadi merosot nilainya. "Rakyat benar-benar berjuang dan pemerintah ini benar-benar kehilangan kontak," kata Albanese kepada televisi ABC pada Sabtu. 

"Negara ini tidak mampu bertahan tiga tahun lagi dengan pemerintahan yang sama, memberikan kesempatan kepada Partai Buruh."

Morrison mengatakan kebijakan Partai Buruh akan memberikan tekanan lebih lanjut pada inflasi dan memperlebar defisit. "Kebijakan itu hanya membuat lebih banyak tekanan pada biaya hidup dan pada akhirnya berarti pajak yang lebih tinggi karena ketika (Partai Buruh) tidak dapat mengelola uang, mereka selalu mengejar uang Anda," katanya kepada Channel Nine.

Meski ekonomi merupakan masalah utama, beberapa kandidat yang disebut "kelompok independen biru kehijauan" sedang berjuang merebut kursi kunci yang dipegang Liberal. Mereka berkampanye untuk bertindak mengatasi perubahan iklim setelah beberapa banjir dan kebakaran terburuk melanda Australia.

Di parlemen yang akan berakhir masa baktinya, koalisi Liberal-Nasional menguasai 76 dari 151 kursi majelis rendah, sementara Partai Buruh memegang 68, dengan tujuh partai kecil dan anggota independen.

Pemungutan suara adalah wajib dan hasil awal seharusnya diketahui pada Sabtu malam. Namun, Komisi Pemilihan Australia telah memperingatkan bahwa pemenang akhir kemungkinan belum bisa diketahui kalau pemilihan berlangsung ketat karena perlu waktu untuk menghitung sekitar tiga juta suara yang dikirim melalui pos.

Lebih dari setengah jumlah suara telah terkumpul pada Jumat (20/5/2022) malam, dengan rekor delapan juta suara diberikan secara langsung dan lewat pos, kata Komisi Pemilihan Australia. Perbedaan waktu dua jam antara pantai timur dan barat berarti pusat-pusat pemungutan suara di WesternAustralia akan tetap dibuka karena penghitungan awal mulai datang dari negara bagian pantai timur yang padat penduduknya, yang memiliki 124 dari 151 kursi majelis rendah.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement