Ahad 22 May 2022 15:22 WIB

Vokasi UMM Beri Pelatihan SDM Siap Kerja ke Jepang

Saat ini, setidaknya ada lima skema pekerjaan yang sudah disusun.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.
Foto: Humas UMM
Potret gedung kuliah di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Universitas yang dikenal dengan sebutan Kampus Putih ini baru saja mendapatkan predikat sebagai kampus swasta terbaik keenam se-Asia Tenggara menurut data yang dikeluarkan oleh AppliedHE.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Vokasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) mendirikan program pelatihan dan penempatan kerja di Jepang. Rektor UMM Fauzan menilai, program ini menjadi langkah UMM untuk memberikan fasilitas bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri, khususnya Jepang.

Ke depannya, akan ada banyak negara tujuan lain yang bisa dipilih. Sampai saat ini, kata dia, sudah ada dua gelombang yangmengikuti rentetan pelatihan tersebut. "Adapun materi yang diberikan yakni pelatihan bahasa hingga training kecakapan skill pada masing-masing bidang,” katanya.

Ia juga menegaskan, program ini bukan program inovasi terakhir dari Kampus Putih. Saat ini, UMM sudah mulai membangun fasilitas beragam kegiatan pelatihan yang berlokasi di Karang Ploso. Berbagai pihak juga sudah digandeng untuk merealisasikan program-program menarik lainnya.

Fauzan berharap inovasi-inovasi seperti ini bisa terus berkembang dan mampu menjadi model untuk yang lain. Dia juga berpesan agar peserta bisa memberi kesan baik ketika nanti bekerja di Jepang. Pasalnya, orang baik itu akan selalu dicintai dan dirindukan.

Sementara itu, Direktur Direktorat Pendidikan dan Pelatihan Vokasi UMM, Tulus Winarsunu menerangkan, program ini berupaya untuk memberikan informasi terkait skema-skema pekerjaan yang dibutuhkan di Jepang. Selain itu juga memfasilitasi lulusan SMK, SMA, dan perguruan tinggi untuk mendapatkan akses pelatihan yang nantinya berujung pada penempatan kerja.

Lebih lanjut, ada dua kemampuan utama yang diberikan kepada para peserta selama enam sampai 12 bulan proses pelatihan. Pertama, kemampuan bahasa Jepang yang akan mendukung proses penerimaan kerja. Kemudian yang kedua yakni pengembangan keahlian pekerjaan di masing-masing bidang.

Setelah itu mereka diharuskan untuk mengikuti ujian sebagai persyaratan bekerja di Jepang. Menurut dia, program ini merupakan hasil kerja sama dengan OS Selnajaya. Artinya, program ini juga membantu mengatur jadwal wawancara antara peserta dan pengguna untuk memastikan penempatan kerja.

Begitupun dengan penyiapan dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk bisa bekerja di luar negeri. "Jadi setiap orang bisa mendaftar menjadi salah satu peserta agar bisa diberangkatkan ke Jepang,” jelasnya.

Saat ini, setidaknya ada lima skema pekerjaan yang sudah disusun. Di antaranya kaigo atau caregiver, produksi makanan dan minuman, building cleaning, perikanan dan budi daya, serta pertanian. Para peserta pelatihan bisa memilih salah satunya selama persyaratan yang diberikan bisa terpenuhi dengan baik.

Global Strategy OS Selnajaya, Reza Ramadhan menjelaskan, gelombang pertama pada Januari lalu ada 17 orang yang sudah bergabung. Adapun angkatan tersebut dikhususkan untuk mereka yang ingin berkarir di bidang caregiver.

Sementara itu, di gelombang dua, ada 25 peserta yang terbagi menjadi lima bidang pekerjaan sehingga total ada sekitar 42 orang. Fasilitas yang disediakan oleh Training Center UMM-OS Selnajaya juga mumpuni.

Dimulai dari penginapan asrama selama pelatihan, air dan  listrik, buku-buku, juga materi dari para guru serta tutor yang ada. Adapun penghasilan yang nanti bisa diterima mencapai Rp 13 juta hingga 15 juta tiap bulannya dengan kontrak selama lima tahun.

“Kalau kaigo atau caregiver memang pelatihannya cukup lama ya karena kan hubungannya lebih banyak dengan manusia, khususnya terkait bahasa. Apalagi yang dirawat adalah para lansia. Sementara kalau bidang lain relatif tidak perlu berinteraksi dengan orang banyak. Untuk biaya, ada dana talang yang bisa dimanfaatkan oleh para calon peserta. Nantinya, mereka bisa menyicil biaya pelatihan saat sudah bekerja. Jadi saya kira bantuan ini cukup memudahkan,” ungkapnya.

Pada dasarnya, para peserta akan melalui beberapa tahapan hingga nanti bisa berkarya di Jepang. Kegiatan ini diawali dengan pelatihan, kemudian ujian bahasa serta skill, proses wawancara, hingga keberangkatan menuju lokasi.

Adapun UMM dan OS Selanajaya akan mengarahkan dan memfasilitasi di setiap proses tersebut. Reza menilai tidak ada kendala yang berarti selama proses pelatihan. Hanya saja pihaknya perlu menjaga motivasi para peserta. Apalagi materi yang diberikan sangat padat, model belajar tiap orang yang berbeda, serta waktu untuk beradapatasi.

Menurutnya, peluang yang tersedia cukup besar. Apalagi melihat kebutuhan sumber daya manusia (SDM) lima bidang pekerjaan di Jepang yang cukup banyak. “Tentu kami berharap program UMM-Selnajaya ini bisa turut membantu lulusan SMA, SMK, dan perguruan tinggi dalam membangun karir yang bagus di luar negeri,” kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement