Selasa 24 May 2022 16:27 WIB

Rob Berpotensi Masih Terjadi Hingga Dua Hari ke Depan

Gelombang tinggi dan banjir rob yang melanda pesisir itu dipicu fase bulan purnama.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Agus Yulianto
Warga mendorong motornya yang mogok akibat menerobos banjir rob atau air laut pasang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Senin (23/5/2022). Banjir rob tersebut mengakibatkan puluhan rumah warga di pesisir pantai terendam setinggi 60-90 centimeter dan membuat aktivitas warga terhambat.
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Warga mendorong motornya yang mogok akibat menerobos banjir rob atau air laut pasang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Senin (23/5/2022). Banjir rob tersebut mengakibatkan puluhan rumah warga di pesisir pantai terendam setinggi 60-90 centimeter dan membuat aktivitas warga terhambat.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Gelombang pasang air laut atau yang dikenal dengan istilah rob, yang melanda pesisir pantai Indramayu dan Cirebon pada Senin (23/5/2022) sore hingga malam, diprakirakan masih akan terjadi. Masyarakat dan nelayan diimbau mewaspadai kondisi tersebut.

"Rob diprakirakan masih berpotensi terjadi hingga dua hari ke depan," ujar Forecaster Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kertajati, Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Izyn, kepada Republika.co.id, Selasa (24/5).

Pria yang akrab disapa Faiz itu menjelaskan, gelombang tinggi dan banjir rob yang melanda pesisir itu dipicu oleh fase bulan purnama yang bersamaan dengan kondisi perige (jarak terdekat bulan ke bumi). Kondisi tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya peningkatan keitnggian pasang air laut maksimum yang lebih signifikan.

Berdasarkan pantauan data water level dan prediksi pasang surut, banjir rob tak hanya berpotensi terjadi di pesisir Indramayu dan Cirebon. Namun juga di beberapa daerah pesisir lainnya di Indonesia.

Adapun daerah itu, yakni Aceh, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua Barat (bagian utara) dan Papua (Merauke).

Hal tersebut dapat berdampak pada terganggunya kegiatan masyarakat, terutama sektor perikanan tangkap, transportasi, aktivitas petani garam dan perikanan darat, serta bongkar muat kapal di pelabuhan. "Masyarakat diimbau selalu waspada dan siaga mengantisipasi dampak dari pasang maksimum air laut," ucap Faiz.

Seperti diketahui, rob melanda pesisir di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon dan Kabupaten Indramayu, Senin (23/5/2022) sore hingga malam. Kondisi itu membuat ratusan rumah warga maupun objek wisata terendam air.

Di Kabupaten Cirebon, banjir rob menerjang Blok Karang Glinding, RT 003 dan RT 004, RW 006, Desa Mundu Pesisir, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon. Ketinggian banjir rob yang merendam rumah warga berkisar antara 20-40 sentimeter.

"Banjir rob mulai datang (Senin) pukul tiga sore (15.00 WIB) dan surut pukul 19.30 WIB," ujar Iswandi, ketua RT setempat.

Iswandi mengatakan, ada 150 unit rumah warga yang terendam banjir rob. Sedangkan jumlah warga yang terdampak, tercatat ada 1.035 jiwa atau 250 kepala keluarga (KK).

Selain di pesisir Kabupaten Cirebon, banjir rob juga menerjang pesisir Kota Cirebon di waktu yang hampir bersamaan. Di Kota Cirebon, rob menerjang lima RW di tiga kelurahan.

Yakni, RW 07 Kesunean Utara, Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, RW 10 Pesisir Utara Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, RW 09 Kesunean Selatan Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk, RW 08 Kesunean Tengah Kelurahan Kasepuhan, Kecamatan Lemahwungkuk dan RW 03 Kebon Baru Selatan Kelurahan Kebon Baru,  Kecamatan Kejaksan.

"Banjir rob sekitar pukul 14.00 WIB dan surut sekitar pukul 18.40 WIB," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Khaerul Bahtiar.

Khaerul menyebutkan, ketinggian genangan banjir bervariasi antara 10-40 sentimeter. Selain menggenangi rumah warga, banjir rob juga merendam jalan dan masjid.

Untuk warga yang terdampak, di RW 07 ada 120 KK atau 480 jiwa, di RW 10 ada 162 KK atau 648 jiwa, di RW 09 ada 125 KK atau 500 jiwa, di RW 08 ada 105 KK atau 420 jiwa dan RW 03 ada 10 KK atau 40 jiwa.

Sementara di Kabupaten Indramayu, rob di antaranya menerjang pesisir pantai Karangsong. Air naik sekitar pukul 15.00 WIB dan langsung meninggi hingga menggenangi objek wisata pantai Karangsong, jalan raya hingga permukiman warga.

Direktur CV Pancora Jaya, Muhammad Royani, selaku pengelola objek wisata pantai Karangsong, mengatakan, banjir rob yang parah sebelumnya pernah terjadi pada 2018 dan 2020.

"Rob yang sekarang lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Royani, Selasa (24/5/2022).

Royani mengatakan, pada Selasa, banjir rob kembali terjadi. Namun, ketinggian rob kali ini tidak separah pada Senin (23/5/2022) sore. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement