Selasa 19 Nov 2024 21:32 WIB

Banjir Rob Masih Menggenangi Pesisir Indramayu

Ketinggian rob hari ini juga sedikit menurun, yakni di kisaran 80 centimeter

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Arie Lukihardianti
Warga menerobos banjir rob atau air laut pasang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat
Foto: ANTARA FOTO/Dedhez Anggara
Warga menerobos banjir rob atau air laut pasang di Desa Karangsong, Indramayu, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU--Banjir akibat gelombang pasnag air laut atau rob kembali menggenangi permukiman warga di pesisir Kecmatan Kandnaghaur, Kabupaten Indramayu, Selasa (19/11/2024).

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin menjelaskan, rob hari ini baru datang sekitar pukul 11.30 WIB. Padahal dalam beberapa hari terakhir, rob biasanya menggenangi permukiman warga di Desa Eretan Kulon dan Eretan Wetan pada pagi hari.

Baca Juga

Menurut Waminuddin, ketinggian rob hari ini juga sedikit menurun, yakni di kisaran 80 centimeter. Sebelumnya, ketinggian rob bisa mencapai satu meter lebih. ‘’Jadi hari ini rob datangnya lebih siang dan ketinggiannya sedikit menurun,’’ ujar Waminuddin kepada Republika, Selasa (19/11/2024).

Waminuddin mengatakan, dengan rob yang datang lebih siang, maka kegiatan belajar mengajar (KBM) anak-anak sekolah di kedua desa tersebut bisa berjalan normal. Sedangkan jika rob datang pagi hari, anak-anak sekolah terpaksa dipulangkan karena air menggenangi ruang kelas mereka. 

Kondisi rob yang menjadi langganan bagi warga di Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon pun telah mendapat perhatian dari pemerintah. Penjabat Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin bahkan mengunjungi Desa Eretan Wetan dan menyaksikan langsung genangan air yang menyergap wilayah tersebut, Senin (18/11/2024).

Sejumlah warga pun menyampaikan aspirasi mereka mengenai kondisi tersebut kepada Bey. Salah satu aspirasi yang mereka sampaikan adalah permintaan akan percepatan pengerukan muara sungai. Warga berharap dengan adanya pengerukan muara sungai, maka aliran air laut dapat terkendali dan mengurangi dampak rob yang parah.

‘’Kami meminta kepada Pj Gubernur untuk segera melakukan normalisasi sungai secepat mungkin karena telah terjadi pendangkalan. Sementara kapal keruk milik Pemda Indramayu hanya punya satu unit untuk melayani 14 muara sungai,’’ kata tokoh nelayan Eretan, Mansur Idris.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement