REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) kembali menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan di Kantor Pusat Alfamart Tangerang, Rabu (25/5). Agenda utama RUPS Tahunan kali ini di antaranya persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan Laporan Keuangan Tahunan Perseroan untuk tahun buku 2021, penggunaan laba bersih perseroan tahun buku 2021, serta perubahan susunan anggota Dewan Komisaris Perseroan.
Corporate Secretary PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk Tomin Widian menyatakan, pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung selama dua tahun memberikan efek cukup signifikan terhadap pertumbuhan bisnis ritel. Pada kuartal I 2021, sektor ritel terkontraksi sebesar 1 persen sampai 1,5 persen, kemudian mulai tumbuh positif di kisaran 5 persen sampai 5,5 persen pada kuartal II tahun lalu.
Hanya saja Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat akibat penyebaran Covid-19 varian delta menyebabkan penurunan pertumbuhan ritel ke posisi 2 persen sampai 2,5 persen pada kuartal III 2021. Selanjutnya pada kuartal IV, pertumbuhan ritel kembali positif sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang sebesar 5,02 persen.
Di tengah kondisi yang belum menentu ini, Tomin menyebutkan, perseroan membukukan pendapatan neto sebesar Rp 84,90 triliun. Angka itu tumbuh 11,97 persen dari Rp 75,83 triliun pada 2020.
"Peningkatan itu didorong oleh pertumbuhan penjualan dan penambahan jumlah gerai perseroan dan entitas anak sepanjang 2021," ujarnya dalam public expose yang digelar usai RUPS Tahunan di Kantor Pusat Alfamart Tangerang, Rabu (25/5). Ia menjelaskan, gerai perseroan dan entitas anak sepanjang 2021 tumbuh sekitar 7,27 persen atau sebanyak 1.275 gerai.
Maka, total gerai menjadi 18.810 yang terdiri dari 16.492 gerai milik perseroan dan 2.318 gerai milik entitas anak. "Pada 2021, pertumbuhan gerai perseroan dan entitas anak menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, walau masih dilanda pandemi Covid-19 tetapi perseroan masih dapat memanfaatkan peluang dengan melakukan ekspansi dan menempatkan diri semakin dekat dengan konsumen sehingga konsumen tetap dapat memuhi kebutuhannya," tutur dia.
Tomin mengatakan, tantangan utama yang dihadapi oleh perseroan pada 2021 yaitu gelombang kedua Covid-19. Hal itu mendorong pemerintah kembali menerapkan PPKM.
Di sisi lain, kata dia, perseroan pun menghadapi tantangan dalam memastikan ketersediaan barang di gerai serta memastikan harga barang yang dijual bisa dijangkau oleh konsumen. Fenomena offline to online yang telah tumbuh selama beberapa tahun terakhir semakin terlihat jelas pula pada tahun ini.