Kamis 26 May 2022 15:12 WIB

Sukabumi Gerakkan Aksi Remaja Cegah Stunting

Aksi ini digelar dengan harapan dapat mencegah kasus stunting di Sukabumi.

Rep: RIga Nurul Iman/ Red: Muhammad Fakhruddin
Sukabumi Gerakkan Aksi Remaja Cegah Stunting (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Sukabumi Gerakkan Aksi Remaja Cegah Stunting (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi akan menggencarkan aksi remaja cegah stunting. Langkah tersebut sebagai bagian dalam upaya menuntaskan masalah stunting yang menjadi perhatian pemerintah.

''Dalam upaya mencegah stunting, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi bersama berbagai pihak akan menyelenggarakan Aksi Remaja Cegah Stunting,'' ujar Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan kota Sukabumi Wita Darmawanti, Kamis (26/5/2022). Rencananya aksi tersebut dilaksanakan pada Senin 30 Mei 2022 mendatang.

Baca Juga

Kegiatan tersebut lanjut Wita, diawali dengan persiapan dengan menggelar rapat koordinasi yang melibatkan unsur pemerintah, TNI dan Polri.

Dalam momen ini kata Wita, dibahas mengenai hal teknis yang berkaitan dengan aksi tersebut. Di mana rencana lokasi kegiatan di Lapang Merdeka dan remaja yang dilibatkan berjumlah sekitar 600 orang, terdiri dari para pelajar SMP hingga SMA.

Aksi tersebut juga ungkap Wita, akan diisi dengan sosialisasi minum TTD Rematri (Tablet Tambah Darah Remaja Putri). Berikutnya peluncuran posyandu remaja di 33 kelurahan dan pembentukan Duta Rematri.

Wita menuturkan, aksi ini digelar dengan harapan dapat mencegah kasus stunting di Sukabumi. Sehingga dapat mendorong lahirnya generasi yang sehat dan kuat.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, dalam kasus stunting saat ini Kota Sukabumi menjadi salah satu daerah di Jabar yang sesuai dengan ketetapan batas maksimal WHO yaitu di bawah 20 persen yakni 19,1 persen. Harapannya pada 2024 mendatang ditargetkan persentase stunting turun menjadi 14 persen dan tersisa dua tahun lagi.

Sehingga Kota Sukabumi ditetapkan oleh Jabar ada lokus baru untuk 10 kelurahan dalam rangka percepatan penanganan stunting. Fahmi mengungkapkan, bonus demografi meningkat secara nasional mengandung dua makna yakni menjadi berkah dan bisa menjadi musibah. Menyikapi bonus demografi butuh keselarasandan kerja yang luar biasa sehingga dapat menjadi berkah.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement