Jumat 27 May 2022 17:35 WIB

Kebijakan Privasi Baru Meta Lebih Transparan Soal Data Pengguna

Meta memberikan informasi tentang data apa yang dikumpulkan.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Dwi Murdaningsih
Facebook
Foto: EPA
Facebook

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta telah memperbarui kebijakan privasinya agar lebih mudah dipahami oleh pengguna. Kebijakan baru akan memberikan contoh informasi apa yang dikumpulkan, cara informasi tersebut digunakan, dibagikan, disimpan, dan ditransfer termasuk dengan pihak ketiga.

Perusahaan juga meluncurkan kontrol baru untuk mengelola siapa yang dapat melihat postingan dan topik yang ingin dilihat pengguna iklan. 

Baca Juga

“Pembaruan ini bertujuan untuk memperjelas praktik data. Di Meta, kami selalu membangun pengalaman yang dipersonalisasi tanpa mengorbankan privasi Anda. Jadi, kami berkewajiban untuk memiliki perlindungan yang kuat untuk data yang kami miliki," kata Kepala Privasi Produk Meta Michael Protti dalam sebuah postingan blog, dikutip ZDNet, Jumat (27/5/2022).

Protti meyakinkan pengguna bahwa Meta tidak mengumpulkan, menggunakan, atau berbagi data dengan cara baru, termasuk tidak menjual informasi pengguna. Kebijakan privasi yang diperbarui mencakup Facebook, Instagram, Messenger, Boomerang, Oculus, dan produk Meta lainnya. 

Namun, kebijakan ini tidak mencakup WhatsApp, Workplace, Free Basics, Messenger Kids, atau penggunaan perangkat Quest tanpa akun Facebook yang memiliki kebijakan privasinya sendiri.

Perusahaan juga memperbarui persyaratan layanan yang mencakup kapan perusahaan dapat menonaktifkan atau menghentikan akun dan detail tambahan tentang apa yang terjadi ketika suatu konten dihapus. Meta mulai meluncurkan pemberitahuan di Facebook, Instagram, dan Messenger yang memperingatkan pengguna tentang pembaruan sebelum perubahan aturan yang berlaku pada 26 Juli.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement