REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meta telah memperbarui kebijakan privasinya agar lebih mudah dipahami oleh pengguna. Kebijakan baru akan memberikan contoh informasi apa yang dikumpulkan, cara informasi tersebut digunakan, dibagikan, disimpan, dan ditransfer termasuk dengan pihak ketiga.
Perusahaan juga meluncurkan kontrol baru untuk mengelola siapa yang dapat melihat postingan dan topik yang ingin dilihat pengguna iklan.
“Pembaruan ini bertujuan untuk memperjelas praktik data. Di Meta, kami selalu membangun pengalaman yang dipersonalisasi tanpa mengorbankan privasi Anda. Jadi, kami berkewajiban untuk memiliki perlindungan yang kuat untuk data yang kami miliki," kata Kepala Privasi Produk Meta Michael Protti dalam sebuah postingan blog, dikutip ZDNet, Jumat (27/5/2022).
Protti meyakinkan pengguna bahwa Meta tidak mengumpulkan, menggunakan, atau berbagi data dengan cara baru, termasuk tidak menjual informasi pengguna. Kebijakan privasi yang diperbarui mencakup Facebook, Instagram, Messenger, Boomerang, Oculus, dan produk Meta lainnya.
Namun, kebijakan ini tidak mencakup WhatsApp, Workplace, Free Basics, Messenger Kids, atau penggunaan perangkat Quest tanpa akun Facebook yang memiliki kebijakan privasinya sendiri.
Perusahaan juga memperbarui persyaratan layanan yang mencakup kapan perusahaan dapat menonaktifkan atau menghentikan akun dan detail tambahan tentang apa yang terjadi ketika suatu konten dihapus. Meta mulai meluncurkan pemberitahuan di Facebook, Instagram, dan Messenger yang memperingatkan pengguna tentang pembaruan sebelum perubahan aturan yang berlaku pada 26 Juli.