Bertambah, Jumlah Ternak Suspek PMK di Kediri Jadi 10 Ekor
Red: Yusuf Assidiq
Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan menyemprotkan cairan disinfektan pada sapi yang akan memasuki pasar hewan Tertek, Kediri, Jawa Timur, Senin (23/5/2022). Pemerintah daerah setempat melakukan penyemprotan disinfektan dan memantau kesehatan hewan secara berkelanjutan di pasar guna menangkal penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak. | Foto: ANTARA/Prasetia Fauzani
REPUBLIKA.CO.ID, KEDIRI -- Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan jumlah ternak yang sakit bergejala (suspek) penyakit mulut dan kuku (PMK) kini bertambah menjadi 10 ekor, setelah sebelumnya dilaporkan tujuh ekor sapi.
Kepala Seksi Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Kediri dokter hewan Pujiono mengemukakan pihaknya mendapat laporan ada ternak sapi warga di Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, yang mengalami sakit.
"Ada tujuh ekor, dilaporkan dua ekor yang mengalami gejala tidak mau makan, mengeluarkan air liur, aktivitas gerakannya menurun. Kami cek ada lesi, luka di sekitar mulut dan di ujung lidahnya," katanya di Kediri, Selasa (31/5/2022).
Ia mengatakan secara fisik memang ternak sapi itu sakit dengan gejala mirip penyakit mulut dan kuku. Di salah satu ternak sapi itu, kaki depan juga sudah mengalami luka.
Pihaknya memeriksa seluruh sapi yang ada di kandang milik Supar, warga Lingkungan Bulurejo, Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri itu. Dari tujuh ekor, ternyata terdapat tiga ekor mengalami gejala sakit suspek PMK, dan dua ekor sakit.
Pujiono menambahkan, tim memberi obat untuk mengurangi rasa sakit pada ternak. Seluruh hewan yang suspek PMK diberi suntikan obat, serta cairan disifektan sehingga lukanya tidak semakin parah.
"Dari tiga ekor sapi, satu diperiksa sudah mengarah pada gejala penyakit mulut dan kuku. Kami beri pengobatan," kata dia.
Hingga kini, total terdapat 10 ekor ternak sapi yang suspek PMK. Ternak-ternak itu juga sudah diambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium, guna memastikan apakah terkena PMK atau sakit lainnya.
Pihaknya meminta pemilik ternak memperhatikan kondisi kesehatan ternaknya. Setiap ternak juga harus dipastikan untuk makan, sehingga perutnya tetap terisi.
"Memperhatikan asupan makanan ternak sangat penting. Jangan lupa berikan multivitamin untuk menjaga daya tahan ternak seperti kunir, pepaya dan jamu tradisional lain," kata dia.
Pihaknya juga mengimbau peternak untuk sementara waktu menghindari kunjungan dari kandang ke kandang sebab rawan dalam penyebaran PMK.
Jika peternak menemukan hewan ternak sakit dengan gejala mengarah ke PMK, diimbau untuk tidak panik, sebab virus ini bisa sembuh.
Proses penyembuhannya bisa dengan diberikan antibiotik, penurun panas, dan pereda rasa nyeri. Selain itu, bisa juga diberikan jamu tradisional, air gula. Apabila tidak nafsu makan, bisa dengan cara disuap.
"Virus ini tidak menular ke manusia, tapi manusia berpotensi menyebarkan virus tersebut ke hewan ternak mengingat penyebarannya juga sangat cepat. Jika ada satu ternak dalam satu kandang terkena sudah bisa dipastikan satu kandang bisa terkena," kata dia.
Sementara itu, Supar mengaku membeli ternak ini dari wilayah Kabupaten Kediri satu pekan lalu. Saat membeli, kondisi ternak dalam keadaan sehat dan baru terlihat kali ini sakit.
"Saya membelinya satu pekan lalu. Saat membeli kondisi sapi sehat," ujarnya. Ia pun juga berharap seluruh ternaknya sehat.
Untuk itu, pengobatan akan dilakukannya, sehingga ternak-ternak kondisinya lebih baik lagi.