Jumat 03 Jun 2022 21:14 WIB

Tetap Digemari Investor, Harga Bitcoin Mulai Stabil

Karena para trader yang memandang bitcoin sebagai kripto kategori blue chip.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Fuji Pratiwi
Ilustrasi bitcoin. Karena para trader yang memandang bitcoin sebagai kripto kategori blue chip.
Foto: AP Photo/Kin Cheung
Ilustrasi bitcoin. Karena para trader yang memandang bitcoin sebagai kripto kategori blue chip.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bitcoin masih menjadi aset kripto yang paling digemari dalam kondisi pasar yang buruk. Kini bitcoin telah menguasai 46 persen pasar kripto akibat perpindahan investor ke kelompok aset yang lebih aman sepanjang bulan Mei.

"Meskipun harga bitcoin selama Mei telah menurun sebesar 18 persen, bitcoin masih mengalahkan kinerja sebagian besar pasar kripto, karena para trader yang memandang bitcoin sebagai kripto kategori blue chip," kata Country Manager, Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas, Jumat (3/6/2022). 

Baca Juga

Adapun indeks Kapitalisasi Besar menurun 24 persen, indeks Kapitalisasi Menengah turun 28 persen, dan Indeks Kapitalisasi Kecil menjadi indeksi berkinerja terburuk usai turun 33 persen.

Kinerja pasar yang lebih buruk dibandingkan bitcoin ini mengakibatkan naiknya dominasi bitcoin dari 42,5 persen pada awal Mei menjadi 45,9 persen. Dominasi ini belum terjadi sejak Oktober tahun lalu.

Mei diawali dengan kurang baik akibat jatuhnya Luna serta kekacauan di pasar keuangan. Akibatnya, sebagian besar aset kripto menurun dalam persentase sebanyak dua digit poin dalam beberapa hari.

Penurunan tajam ini hanya berlangsung selama beberapa hari. Kondisi pasar mulai stabil pada pertengahan bulan, bahkan sempat mengalami rebound dalam beberapa hari terakhir. 

Indeks Fear and Greed kini berada di angka 16, naik dari angka 12 di minggu lalu. Dengan demikian, indeks telah berada di zona extreme fear selama hampir sepanjang Mei, dengan 26 hari berturut-turut berada di zona extreme fear – yang terpanjang sejak April 2020. 

Periode sentimen negatif pasar yang berkepanjangan ini bukanlah hal yang aneh. Namun biasanya, waktu-waktu ini akan diinterupsi oleh kenaikan sentimen. Bisa disimpulkan, para pelaku pasar tidak memiliki optimisme sama sekali pada Mei.

"Saat ini Indeks Fear and Greed masih berada di level Extreme Fear. Satu hal yang menarik pekan ini, selaras dengan dominasi bitcoin di pasar spot/harian, minat di pasar derivatif untuk kontrak berjangka Bitcoin juga terus bertumbuh hingga mencapai 63 persen," kata Jay.

Setelah menanjak ke level tertingginya sejak Mei 2021 dua pekan lalu, volume spot mingguan bitcoin kini bergerak stabil pada level normal tahun 2022, yaitu di kisaran 4 miliar dolar AS - 5 miliar dolar AS (sekitar Rp 58 triliun - Rp 72 triliun). 

Bitcoin masih dipertukarkan dengan volatilitas rendah di tengah kondisi pasar yang mulai tenang usai penurunan yang terjadi di awal Mei. Volume spot telah kembali ke level normalnya dan harga bitcoin stabil di kisaran 30.000 (sekitar Rp 435 juta). 

Namun pada Senin, bitcoin mengalami kenaikan harian tertingginya sejak Maret, dengan kenaikan harga sebesar 7,8 persen. Kenaikan harga yang demikian disambut dengan baik oleh para pelaku pasar yang masih penuh kewaspadaan.

Setelah harga sempat jatuh di permulaan Mei, bitcoin kini stabil di kisaran 30.000 dolar AS (sekitar Rp 435 juta) dan berada di rentang 29.000 dolar AS (sekitar Rp 421 juta) dan 30.500 dolar AS (sekitar Rp 443 juta). Jika harga terus bergerak naik, resistance berikutnya ada di angka 34.500 dolar AS (sekitar Rp 501 juta), yang menjadi support bitcoin di awal 2022. 

Jika harga terus naik, maka level resistance yang perlu diperhatikan berikutnya adalah 38.000 dolar AS (sekitar Rp 552 juta), yang beberapa kali sempat menjadi level support di tahun ini. Jika harga bergerak ke bawah, 29.000 dolar AS (sekitar Rp 421 juta) telah menjadi level support yang kuat sepanjang paruh akhir bulan Mei.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement