Sabtu 04 Jun 2022 01:09 WIB

Pemkot Pekalongan-Belanda Sepakati Kerja Sama Penanganan Rob

Belanda adalah salah satu negara yang dinilai sudah mampu mengatasi banjir dan rob

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah petugas gabungan dari Kepolisian Brimob Batalyon B Pelopor Pekalongan, TNI Kodim 0710 Pekalongan, BPBD Kota Pekalongan dan relawan warga bergotong royong membawa tumpukan karung di Tirto Gang 12, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (24/5/2022). Petugas gabungan bergotong royong membuat tanggul darurat dari tumpukan karung akibat sejumlah ruas tanggul Sungai Meduri jebol sepanjang sekitar 13 meter di sekitar Tirto Gang 12 yang berimbas meluapnya air dan tingginya air laut pasang yang menyebabkan banjir rob yang merendam puluhan rumah dengan ketinggian antara 40-70 centimeter.
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Sejumlah petugas gabungan dari Kepolisian Brimob Batalyon B Pelopor Pekalongan, TNI Kodim 0710 Pekalongan, BPBD Kota Pekalongan dan relawan warga bergotong royong membawa tumpukan karung di Tirto Gang 12, Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (24/5/2022). Petugas gabungan bergotong royong membuat tanggul darurat dari tumpukan karung akibat sejumlah ruas tanggul Sungai Meduri jebol sepanjang sekitar 13 meter di sekitar Tirto Gang 12 yang berimbas meluapnya air dan tingginya air laut pasang yang menyebabkan banjir rob yang merendam puluhan rumah dengan ketinggian antara 40-70 centimeter.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah menyepakati kerja sama Program Blue Deal yang dicanangkan oleh Pemerintah Belanda untuk mendukung kota-kota di dunia dalam menangani banjir dan rob.

"Kami bersyukur adanya penandatanganan kerja sama Blue Deal bersama tim Dutch Water Authority (DWA) Belanda sebab permasalahan di Kota Pekalongan ini sangat banyak dan kompleks," kata Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid di Pekalongan, Jumat (3/6/2022).

Baca Juga

Tim Dutch Water Authority Balanda atau Dewan Air Belanda dinilai memiliki pengalaman ratusan tahun dalam menangani persoalan air pasang sehingga Pemkot Pekalongan memerlukan dukungan dan masukan teknis berkaitan dengan infrastruktur penanganan banjir dan rob. Menurut Afzan, Belanda adalah salah satu negara yang dinilai sudah mampu mengatasi banjir dan rob yang tentunya dengan situasi dan kondisi berbeda di Pekalongan.

"Oleh karena, kami berharap pengalaman dan ilmu yang dimiliki tim Dutch Water Authority (DWA) Belanda dalam mengatasi banjir dan rob bisa ditularkan dengan baik dan membawa manfaat untuk Kota Pekalongan," katanya.

Perwakilan Dutch Water Authority Balanda Peter Hollanges mengatakan tujuan kedatangan tim ke Kota Pekalongan adalah membangun kerja sama dalam jangka waktu cukup lama dalam persoalan pengelolaan air dengan Pemkot/Kabupaten Pekalongan. "Kami ingin berbagi ilmu dan membantu pemerintah daerah setempat dalam pengelolaan air yang berkelanjutan," kata Peter Hollanges.

Menurutnya dengan berbagi pengalaman teknis, sikap, kompetensi atau kemampuan yang dimiliki Dutch Water Authority dapat mengubah cara pikir masyarakat Indonesia, khususnya di Pekalongan untuk menyelesaikan isu atau permasalahan dengan pendekatan seluruh komponen masyarakat. Kerja sama Blue Deal ini, kata dia, akan berlangsung mulai 3 Juni 2022 hingga sampai 2023 secara kontinyu.

"Kami berharap semua komponen masyarakat bisa terlibat agar bisa berjalan dengan baik. Pemerintah Kota dan Kabupaten Pekalongan berkeinginan menyelidiki isu dalam pengelolaan air baik dari sisi pembangunan dan perawatan tanggul, serta penanganan isu banjir dan robnya," ujar Hollanges.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement