Ahad 05 Jun 2022 13:58 WIB

BMKG: Wapadai Gelombang Tinggi di NTB Dua Hari ke Depan

Pengendara disarankan menepi jika hujan terjadi.

Sejumlah kapal nelayan bersandar di Bayah, Lebak, Banten, Ahad (29/5/2022). (Ilustrasi)
Foto: ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Sejumlah kapal nelayan bersandar di Bayah, Lebak, Banten, Ahad (29/5/2022). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH--Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai gelombang tinggi di wilayah perairan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Diperkirakan, gelombang tinggi akan terjadi selama dua hari ke depan.

"Bagi para nelayan perlu mewaspadai diwaspadai gelombang yang tingginya bisa mencapai dua meter atau lebih, jangan memaksakan melaut jika cuaca buruk selama dua hari, mulai tanggal 5 sampai tanggal 6 Juni," kata prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid, Lombok, I G Agung Angga dalam keterangan tertulisnya di Praya, Ahad (5/6/2022).

Baca Juga

BMKG juga menyatakan, kondisi cuaca di sebagian wilayah NTB tidak menentu, ini terjadi tergantung dengan kondisi atmosfer yang dinamis. Sehingga, hujan ataupun tidaknya bergantung pada kondisi labilitas atmosfer. Semakin labil atmosfernya, semakin mudah terbentuk awan yang menyebabkan berpotensi terjadi hujan di sebagian wilayah NTB.

Sebaliknya juga jika atmosfer sudah stabil, maka kondisi cuaca akan cenderung berawan. "Cuaca hujan saat ini tidak menentu," katanya.

Ia mengatakan, untuk prospek keadaan cuaca ke depan berdasarkan dinamika atmosfer terakhir, Indeks labilitas di sebagian besar wilayah NTB menunjukkan adanya kondisi udara labil yang mendukung potensi pertumbuhan awan konvektif.

Kelembaban udara pada lapisan 850mb hingga 500mb di sebagian besar wilayah NTB, berkisar antara 50 persen-99 persen. "Hal tersebut berperan mendukung terjadinya pertumbuhan awan hujan yang memberikan dampak masih adanya potensi hujan dalam 3 hari ke depan di beberapa wilayah NTB," katanya.

Dengan adanya potensi hujan tersebut masyarakat NTB agar selalu waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologis seperti hujan lebat, angin kencang. Misalnya saat angin kencang, bagi pengendara lebih baik menepi terlebih dulu untuk menghindari risiko jika terjadi pohon tumbang ataupun baliho tumbang. "Kemudian banjir tanah longsor," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement