REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di antara sebagian Muslim mungkin pernah berada dalam kondisi di mana dia selalu menjalankan ibadah, tetapi di sisi lain juga tetap melakukan maksiat. Bagaimana syariat Islam memandang hal tersebut, dan apa sikap seharusnya sebagai seorang Muslim?
Anggota Fatwa Dar al-Ifta Mesir, Syekh Muhammad Wissam mengingatkan, Allah SWT tidak pernah bosan menerima tobat hamba-Nya. Syekh Wissam menyarankan agar seorang Muslim senantiasa banyak bertobat, walaupun begitu besarnya hamba tersebut berbuat dosa dan bahkan mendurhakai Allah SWT karena, Allah SWT Mahapengampun dan Mahapenyayang.
"Orang yang bertobat dari dosa-dosanya itu seperti orang yang tidak melakukan dosa. Karena itu, seorang hamba haruslah banyak-banyak bertobat. Tidak peduli berapa kali dosa itu diulang, sampai Allah SWT menolongnya untuk menjauh dari dosa tersebut," tutur Syekh Wissam, dilansir Elbalad, Selasa (7/6/2022).
Hal ini sebagaimana ditegaskan Allah SWT dalam Alquran Surat Al Ankabut ayat 69. Dia berfirman:
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ "Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridaan) Kami, Kami akan tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sungguh, Allah beserta orang-orang yang berbuat baik."
Syekh Wissam juga berpesan, orang yang melakukan perbuatan maksiat hendaknya meningkatkan permohonan ampunan agar keluar dari perbuatan dosa itu. "Mintalah ampunan dan bersholawatlah atas Nabi SAW, maka dengan demikian, akan memadamkan murka Allah SWT," ucapnya.
Menjauhi perbuatan dosa, terang Syekh Wissam, merupakan salah satu hal yang mencerahkan hati dan mendekatkan seorang Muslim kepada Allah SWT. Tobat yang sebenar-benarnya adalah yang murni dan bebas dari sesuatu yang tercela atau merusak. Karena, hal tercela atau merusak yang ada dalam tobat adalah bentuk kerinduan terhadap dosa. Ini tanda kurangnya keikhlasan dalam tobat dan menjadi penyebab pengulangan dosa.
Sumber: elbalad