REPUBLIKA.CO.ID, OSLO -- Norwegia kirim 22 senjata jarak jauh jenis meriam atau howitzers ke Ukraina. Pada Selasa (7/6/2022) Kementerian Pertahanan Norwegia mengatakan mereka juga mengirimkan suku cadang, amunisi dan perangkat lainnya.
"Pemerintah Norwegia menunda pengumuman donasi ke publik untuk alasan keamanan, donasi di masa depan mungkin tidak akan diumumkan atau dikomentari," kata kementerian dalam pernyataannya.
Dalam perkembangan terbaru perang Rusia di Ukraina, Presiden Volodymyr Zelenskyy kembali mengutarakan kesiapannya melakukan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pertempuran antara Moskow dan Kiev sudah berlangsung lebih dari 100 hari.
“Saya siap negosiasi langsung dengan Presiden Putin jika kita siap membahas mengakhiri perang ini dengan serius,” kata Zelenskyy dalam sebuah wawancara dengan Financial Times.
Menurut dia, tak ada waktu melakukan pembicaraan dengan Rusia dan membahas hal yang tak terkait dengan cara mengakhiri konflik. Misalnya, soal kemungkinan Ukraina bergabung ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). “Jika kami tidak berada di NATO, tidak ada pangkalan negara asing di wilayah kami. Jika Anda ingin menerima kami ke dalam NATO, silakan undang kami, tapi kami tidak membahasnya saat ini,” ucapnya.
Pekan lalu Zelenskyy mengatakan, seperlima wilayah Ukraina sudah berada di bawah kendali Rusia. Wilayah Donbas yang terletak di timur negara tersebut sudah hampir seluruhnya hancur.
“Hingga hari ini, sekitar 20 persen wilayah kami dikuasai penjajah, hampir 125 ribu kilometer persegi, Ini jauh lebih besar daripada wilayah gabungan semua negara Benelux (Belanda, Luksemburg, dan Belgia),” kata Zelenskyy saat berbicara kepada anggota parlemen Luksemburg lewat sambungan video pada 2 Juni lalu, dikutip laman CNN.