REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah fokus mengembangkan industri mobil listrik di Tanah Air. Bahkan diyakini, negeri ini akan menjadi salah satu pemain baterai mobil listrik terbesar di dunia.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan, investasi LG di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang senilai 9,8 miliar dolar AS atau Rp 142 triliun akan mendorong berjalannya industri baterai mobil listrik terintegrasi di Indonesia. Maka, lanjutnya, tujuan Indonesia jadi produsen utama baterai mobil listrik di dunia diyakini bakal tercapai.
Hanya saja, ia mengungkapkan banyak negara tetangga yang belum ikhlas jika Indonesia menjadi produsen baterai mobil listrik besar. "Godaannya banyak, kelihatannya negara-negara tetangga kita sebagian belum ikhlas kalau Indonesia menjadi negara industrialis baterai mobil karena banyak "pencak silat"-nya," ujar Bahlil dalam Seremoni Implementasi Rencana Tahap Kedua Industri Baterai Listrik Terintegrasi di KIT Batang, Jawa Tengah, yang disiarkan secara virtual pada Rabu (8/6/2022).
Investasi LG di KIT Batang sendiri bertujuan membangun pabrik komponen baterai listrik. Nantinya, proyek ini akan menyerap 20 ribu tenaga kerja dan memberikan nilai tambah ekonomi sebesar 5,18 miliar dolar AS.
"Kesepakatan bisnis ini sangat transparan. Melibatkan BUMN dan BPKP jadi kita ingin meletakkan kerangka dengan benar," ungkap Bahlil.
Sejak digarap pada awal 2021, lanjut Bahlil, KIT Batang sudah diminati oleh berbagai perusahaan. Pada tahap pertama, lahan seluas 450 hektare (ha) di sana sudah terjual habis.
Kemudian pada tahap kedua, lahan seluas 1.000 ha juga dipenuhi beberapa perusahaan. Di antaranya LG yang akan membangun pabrik dengan luas 275 ha, disusul Foxconn dan perusahaan dari Amerika Serikat.