Kamis 09 Jun 2022 09:17 WIB

Ini Dia Risiko Bila Menunda Membeli Asuransi

Untuk mengantisipasi premi mahal, kita perlu beli asuransi sedini mungkin.

Rep: cermati.com/ Red: cermati.com
Cermati
Cermati

Salah satu fenomena yang mengguncang dunia akhir-akhir ini adalah Covid-19. Dampaknya sangat dahsyat. Selain merenggut nyawa seseorang, Covid-19 juga berhasil memorak-porandakan perekonomian di suatu negara, menyebabkan pengangguran, dan meningkatnya aksi kejahatan demi bertahan hidup.

Terlepas dari dampak ini, Covid-19 juga menyadarkan kita kalau mempunyai asuransi itu sangatlah penting untuk meminimalisir risiko finansial yang dapat terjadi kapan saja. 

Sudah punya asuransi belum? Jangan setelah wabah penyakit datang, kita baru kepikiran untuk beli asuransi. Jika demikian, ada risiko yang harus ditanggung akibat menunda-nunda pembelian asuransi. Apa saja?

 

1. Premi Asuransi semakin Mahal

Asuransi

Untuk memperoleh manfaat asuransi, kita perlu membayar premi bulanan. Jumlahnya tergantung dari kompleksitas manfaat, usia, dan kondisi kesehatan. 

Semakin tua, biasanya semakin mahal preminya karena asuransi menilai orang tersebut lebih rentan diserang penyakit. Jika sudah mahal begini, rasanya agak susah untuk beli asuransi. Benar, kan?

Untuk mengantisipasi premi mahal inilah kenapa kita perlu beli asuransi sedini mungkin. Di usia yang masih muda, risiko penyakit masih minim sehingga preminya jauh lebih murah. 

Memang, premi asuransi saat ini mungkin akan mengalami kenaikan dalam 10 tahun mendatang. Penyebabnya karena inflasi atau manfaat yang diperluas.

2. Keuangan Terguncang

Biaya rumah sakit yang mahal dapat menguras seluruh kekayaan yang dikumpulkan selama berpuluh-puluh tahun. Gak percaya? Buktinya bisa dilihat dari berita di televisi atau surat kabar, dimana seseorang bisa bangkrut demi mendapatkan kesembuhan.

Keuangan otomatis terguncang, kan? Bandingkan kalau kita sudah punya asuransi, kita tak perlu cemas memikirkan biaya rumah sakit, obat-obatan, dan biaya jasa dokter yang memeriksa kondisi kesehatan.

Biaya tersebut sudah ditanggung oleh orang ketiga, yaitu perusahaan asuransi. Selama limit tahunan masih cukup, kita bisa dirawat sampai sembuh tanpa mengeluarkan biaya dari kantong pribadi.

Kalaupun ada uang pribadi yang keluar, jumlahnya tidak seberapa. Paling banyak Rp 1-2 juta saja, selebihnya dicover oleh asuransi.

Baca Juga: 6 Tips Agar Keluarga Tercover Asuransi Kesehatan

3. Kemungkinan Diterjang Utang

Utang

Asuransi membantu kita untuk mengantisipasi pengeluaran yang tidak diharapkan. Tanpa asuransi, aset, tabungan, dan investasi dapat hilang dalam sekejap, terutama kalau kita sampai kehilangan pekerjaan. 

Akibatnya apa? Celah untuk berutang pun dimulai. Jika tidak dibatasi, maka utang tadi menumpuk dan semakin susah untuk dilunasi.

Selain karena finansial yang tidak cukup, bunga utang yang terlalu besar juga menghambat kita untuk melunasinya. 

Untuk menghindari situasi seperti ini, liriklah asuransi kesehatan dari sekarang. Biar preminya mahal sedikit asal kita gak bangkrut karena jatuh sakit.

4. Masa Tua Kurang Terjamin

Impian masa tua yang tenang, bahagia, tinggal menikmati sekejap hilang karena masalah finansial yang dihadapi di masa muda. Mulai dari aset yang habis hingga menumpuknya utang.

Lumayan kalau utangnya sudah lunas. Kalau belum? Maka kehidupan di masa tua menjadi sengsara.

Ketahuilah kalau asuransi kesehatan merupakan salah satu jalan yang dapat ditempuh untuk mendapatkan kebahagiaan finansial. Efeknya jangka panjang, bukan pendek.

Usahakanlah sebisa mungkin agar kita bisa punya asuransi. Mulai dari asuransi kesehatan saja dulu, baru menanjak ke asuransi lain.

Baca Juga: Asuransi yang Wajib Dimiliki NewlyWed

5. Menyusahkan Anak dan Keluarga

Menyusahkan anak dan keluarga

Masalah finansial yang kita hadapi saat ini atau di kemudian hari jelas menyusahkan orang-orang di sekitar. Mereka yang paling terkena dampaknya adalah anak dan keluarga. 

Ketidakmampuan kita dalam memenuhi kebutuhan menyebabkan kesengsaraan bagi mereka. Terutama bagi mereka yang juga sudah punya kehidupannya masing-masing atau berkeluarga.

Di sisi lain, keterpurukan finansial ini juga menimbulkan rasa malu yang besar sebagai akibat kekebalan kita yang mengatakan kalau asuransi kurang penting.

Padahal kalau asuransi sudah ada, hidup kita jauh lebih aman walaupun finansial sedang terpuruk. Setidaknya terpuruknya masih ada di level pertama, belum ke level empat.

6. Tabungan dan Investasi Habis

Tanpa asuransi kesehatan, maka jalur pembiayaan yang sering kali menjadi alternatif adalah tabungan dan investasi. Keduanya terpaksa dicairkan demi membayar biaya rumah sakit. 

Sangat disayangkan karena uang yang sudah susah payah dikumpulkan selama bertahun-tahun habis dalam hitungan bulan. 

Bandingkan kalau kita punya asuransi kesehatan dari dulu. Tabungan dan investasi pastinya aman, malah bisa bertambah banyak kalau kita rajin menyisihkan gaji untuk kedua produk keuangan ini.

Tidak perlu mahal karena premi asuransi yang murah pun sudah cukup selama manfaat yang didapatkan sesuai dengan kebutuhan. Jika ingin dapatkan manfaat lebih, tinggal hubungi agen asuransi dan bayar premi lebih mahal.

Asuransi Tak Sebaiknya Diabaikan

Asuransi merupakan produk keuangan yang amat penting, jadi jangan diabaikan begitu saja. Jika masih keberatan untuk bayar preminya, maka bayangkan saja besarnya uang yang akan dihabiskan ketika kita jatuh sakit. Dengan demikian, rasa berat tersebut perlahan-lahan akan hilang dan kita terbuka pada produk asuransi kesehatan.

Baca Juga: Tips Bayar Premi Asuransi Walau Gaji Dipotong

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Cermati.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Cermati.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement