REPUBLIKA.CO.ID, Manchester City hanya bisa sekali menang dari 13 pertandingan terakhirnya dalam semua kompetisi musim ini. Mereka kalah sembilan kali, sedangkan sisanya berakhir seri.
Catatan buruk itu tak pernah terjadi semenjak The Sky Blues berada di tangan pengusaha Sheikh Mansour, yang mengakuisisi klub itu pada September 2008. Kekalahan sebanyak itu membuat Manchester Biru terbuang dari perburuan gelar juara Liga Inggris.
City kini tercecer pada peringkat ketujuh dengan 28 poin, atau 14 poin di bawah Liverpool yang memuncaki klasemen. Kondisi tak jauh berbeda terjadi di Liga Champions.
City juga inkonsisten sampai berada pada peringkat ke-22 dengan delapan poin. Dengan tersisa dua pertandingan fase liga, secara matematis peluang City mendapatkan tiket otomatis ke babak 16 besar pun mengecil. Hanya tim yang masuk delapan besar fase liga yang boleh menggenggam tiket tersebut.
Pun di Carabao Cup. Ruben Dias dan kawan-kawan tersingkir pada 16 besar setelah menyerah di tangan Tottenham Hotspur. Padahal, di bawah asuhan Pep Guardiola, City dominan dalam beberapa musim terakhir.
Manajemen City saat ini sepertinya berada dalam dilema. Sulit rasanya memecat Pep Guardiola yang telah membawa tim ke masa kejayaan dengan sederet prestasi yang konsisten diraih setiap musimnya, meski Guardiola memang dalang di balik rentetan performa buruk The Citizens sepanjang klub itu dimiliki City Holding Group pimpinan Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan dari Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Another milestone reached for @PepTeam 🩵 pic.twitter.com/qRow0L1YAN
— Manchester City (@ManCity) December 29, 2024