REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Rusia dan China resmi membuka jembatan lintas batas pada Jumat (10/6/2022) waktu setempat. Pembukaan jembatan baru ini diharapkan lebih meningkatkan perdagangan dengan Cina menyusul sanksi yang dihadapkan Moskow atas tindakan terhadap Ukraina.
Kantor berita RIA melaporkan, jembatan tersebut menghubungkan kota Blagoveshchensk Rusia ke kota Heihe China melintasi sungai Amur. Jembatan itu memiliki panjang hanya lebih dari satu kilometer dan menelan biaya 19 miliar rubel (342 juta dolar AS).
Rekaman video pembukaan jembatan menunjukkan kembang api membumbung ke langit ketika truk pengangkut barang dari kedua ujung jembatan melintasi jembatan dua jalur. Jembatan itu dihiasi dengan bendera warna kedua negara.
Pihak berwenang Rusia mengatakan jembatan itu akan mendekatkan Moskow dan Beijing dengan meningkatkan perdagangan. Hal ini terjadi setelah mereka mengumumkan kemitraan tanpa batas pada Februari, tak lama sebelum Presiden Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina.
"Di dunia yang terpecah saat ini, jembatan Blagoveshchensk-Heihe antara Rusia dan China membawa makna simbolis khusus," kata Yuri Trutnev, perwakilan Kremlin di Rusia Far East.
Wakil Perdana Menteri China Hu Chunhua pada pembukaan mengatakan, China ingin memperdalam kerja sama praktis dengan Rusia di semua bidang. Menteri Transportasi Rusia Vitaly Savelyev mengatakan jembatan itu akan membantu meningkatkan perdagangan bilateral tahunan menjadi lebih dari 1 juta ton barang.
BTS-MOST, perusahaan yang membangun jembatan di sisi Rusia menjelaskan bahwa jembatan telah dibangun sejak 2016 dan selesai pada Mei 2020. Namun pembukaannya tertunda karena pembatasan Covid-19 lintas batas.
BTS-MOST mengatakan lalu lintas barang di jembatan itu akan memperpendek jarak perjalanan barang-barang China ke Rusia barat hingga 1.500 kilometer. Kendaraan yang melintasi jembatan harus membayar tol 8.700 rubel (150 dolar AS), harga yang diperkirakan akan turun karena biaya tol mulai mengimbangi biaya konstruksi.
Rusia mengatakan pada April lalu bahwa pihaknya memperkirakan arus komoditas dengan China akan tumbuh. Perdagangan dengan Beijing juga akan mencapai 200 miliar dolar AS pada 2024.
China adalah pembeli utama sumber daya alam dan produk pertanian Rusia. China telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina dan telah mengkritik sanksi Barat terhadap Moskow.