Ahad 12 Jun 2022 06:33 WIB

AP II Perkuat Implementasi Green Airport di Bandara Banyuwangi

AP II dipastikan memiliki program efisiensi dan konservasi energi PLTS.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Andi Nur Aminah
Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin
Foto: Republika TV
Direktur Utama Angkasa Pura II, Muhammad Awaluddin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Angkasa Pura (AP) II (Persero) memperkuat implementasi green airport di Bandara Internasional Banyuwangi. Terlebih, Bandara Banyuwangi sudah memiliki terminal penumpang dengan arsitektur yang luar biasa indah dan sangat mendukung penerapan green airport

“AP II akan memperkuat penerapan green airport ini dan menjadikan Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama di Indonesia yang mendapat sertifikasi Greenship Existing Building,” kata Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin dalam pernyataan tertulisnya, Sabtu (11/6/2022). 

Baca Juga

Untuk memperkuat penerapan green airport tersebut, dia memastikan AP II memiliki program efisiensi dan konservasi energi melalui pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebagai salah satu sumber energi di bandara ini. Program tersebut sudah berjalan, AP II didampingi Ditjen Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM berkolaborasi untuk mendorong pemanfaatan PLTS di bandara-bandara termasuk di Bandara Banyuwangi.

Dari evaluasi yang telah dilakukan, Awaluddin mengatakan pemanfaatan PLTS di Bandara Banyuwangi dimungkinkan dilakukan di atas atap seluas 3.300 meter persegi dengan maksimal kapasitas on-grid sebesar 150 KWp (kilowatt peak). “Panel surya dalam sistem PLTS akan dipasang di atap gedung Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF) dan gedung Main Power Station (MPS),” jelas Awaludin. 

Implementasi PLTS tersebut menurutnya juga sejalan dengan pengembangan Bandara Banyuwangi untuk selalu mengikuti tren global. Dia memastikan, AP II akan mendorong seamless journey experience melalui pemanfaatan mesin self check in, layanan dengan mobile apps, self baggage drop, dan fasilitas lainnya seperti biometrik facial recognition untuk naik ke pesawat.

“Penumpang pesawat atau traveler yang saat ini didominasi kalangan milenial lebih memilih penggunaan teknologi untuk memproses keberangkatan penerbangan dan merasakan seamless journey experience,” ungkap Awaluddin. 

Awaluddin menambahkan dengan pengembangan sisi darat yang mencakup terminal penumpang berarsitektur terbaik dunia, lalu pengembangan sisi udara mencakup runway, apron, taxiway, serta pengembangan infrastruktur teknologi dan energi baru, terbarukan, Bandara Banyuwangi akan menjadi pilot project pengembangan bandara modern untuk mendukung wisata. 

Dia menuturkan, pelaku perjalanan yang melalui bandara tersebut akan merasakan aura berlibur yang sangat kental. Traveler yang bebas ribet, serta bebas stres dan bebas hambatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement