REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberhasilan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, menjuarai turnamen Indonesia Masters 2022 menjadi bukti konsistensi positif ganda putra tanah air. Di berbagai turnamen, nomor itu selalu menyumbang gelar.
Beberapa hari lagi, ajang Indonesia Open 2022 berlangsung. Selain Fajar/Rian, seperti biasa, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo diharapkan berprestasi. Mereka berada di peringkat teratas dunia.
Namun pelatih Herry Iman Pierngadi memiliki pandangan berbeda. Ia memahami kondisi Marcus yang baru sembuh dari cedera. Ia tak mau membebani the Minions dengan target besar.
"Menurut saya, Kevin/Gideon masih nyoba, pascaoperasi. Saya belum berharap banyak pada mereka. Kondisinya belum pulih banget," kata sosok berusia 59 tahun ini, dalam konferensi pers.
Ia lebih menginginkan sederet pasangan muda untuk berprestasi. Bukan hanya Fajar/Rian, tapi juga yang lain seperti Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan, serta Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.
Ini untuk proyek jangka panjang. Apalagi pasangan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan telah menua. Kemudian Marcus/Kevin memasuki kepala tiga.
"Hendra/Ahsan, juga tidak terlalu kita bebankan (di Indonesia Open), karena tahun depan, atau dua tahun ke depan, pasangan-pasangan muda ini yang menjadi penerus mereka," ujar Herry IP.
Pria kelahiran Pangkal Pinang ini menjelaskan kunci konsistensi positif di nomor yang ia latih. Tentunya, selalu ada inovasi di pelatihan. Kemudian pihaknya aktif mempelajari kekuatan dan kelemahan pesaing dari negara lain.
"Di pelatnas, saingannya ketat banget (ganda putra). Pas latihan game, seolah-olah itu pertandingan beneran. Hanya tidak ada penonton. Kita ada enam pasangan, menurut saya, sekarang levelnya sudah setara," ujar Herry.
Secara khusus ia memuji penampilan Fajar/Rian di Indonesia Masters 2022 ini. Menurut Herry IP, sejak putaran pertama, FajRi memperlihatkan performa meyakinkan.