REPUBLIKA.CO.ID, TABALONG -- Perusahaan tambang batu bara PT Adaro Indonesia melakukan penanaman bakau di Suaka Margasatwa (SM) Kuala Lupak, Kabupaten Barito Kuala, sebagai rangkaian persiapan penilaian keberhasilan rehab anak Daerah Aliran Sungai (DAS) Adaro.
"Monitoring dan evaluasi ini sebagai sarana menggali kendala atau permasalahan yang terjadi, sekaligus mencari solusi bersama antara pihak pelaksana rehab DAS dengan pengelola kawasan," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalsel Mahrus Aryadidi Tanjung, Senin (13/6/2022).
Menurut dia, apabila ditemukan carbon trade pihak perusahaan akan melakukan mediasi dan fasilitasi, karena bagi Adaro itu adalah legasi yang artinya mereka ada kewajiban yang harus ada manfaatnya bagi masyarakat dan lingkungan. Mengingat Adaro berhutang budi dengan alam dengan sudah mengeksploitasi alam jadi mereka harus berbakti dengan alam.
Tim melakukan observasi setiap petak guna menghitung dan mengukur pertumbuhan tanamannya. Tanaman yang tidak mampu tumbuh bakal segera disulam agar presentase pertumbuhannya dalam satuan luas tidak berkurang.
Kegiatan evaluasi ini juga bertujuan untuk memastikan kembali kesiapan dari semua proses yang telah dilaksanakan. "Sebelum dilakukan serah terima kepada pemerintah dan apabila masih ditemukan deviasi di lapangan, maka akan ditindaklanjuti segera," ujarnya.
Sehingga serah terima dapat berjalan lancar dan rehab DAS oleh Adaro dapat diterima pemerintah serta mempunyai nilai tambah bagi masyarakat atau kelompok kemitraan konservasi," kata DAS Rehabilitation & Fire Fighter Area 2 Section Head, Sigit Pramono.
Menurut Hadi, selain menyediakan oksigen gratis, tanaman bakau ini juga sebagai tempat keberlangsungan makhluk hidup yang ada di bawahnya, di antaranya adalah udang, ikan, dan kepiting yang bisa menjadi penghasilan bagi kami masyarakat.