Selasa 14 Jun 2022 06:17 WIB

Stok Obat Menipis, Peternak Diminta Gunakan Obat Tradisional Atasi PMK

Wabah PMK ternak di Magetan makin meluas sementara stok obat kian menipis

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Wabah PMK ternak di Magetan makin meluas sementara stok obat kian menipis. Ilustrasi.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Wabah PMK ternak di Magetan makin meluas sementara stok obat kian menipis. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGETAN - Para peternak di Magetan diminta menggunakan obat tradisional untuk mencegah penularan dan menyembuhkan ternak dari penyakit mulut dan kuku (PMK) di wilayah tersebut yang akhir-akhir ini kian meluas. Hal ini disampaikan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan Nur Haryani mengatakan imbauan penggunaan obat atau jamu tradisional pada ternak sapi atau kambing yang terjangkit PMK itu menyusul semakin banyaknya ternak yang positif. Padahal saat ini ketersediaan obat masih minim.

Baca Juga

"Selain itu, penggunaan obat atau jamu tradisional untuk ternak sapi atau kambing juga lebih murah dan lebih mudah didapat karena ada di sekitar rumah," kata Nur Haryani, Senin (14/6/2022).

Ia menjelaskan cadangan obat untuk penanganan PMK saat ini sangat menipis dan hanya bisa melayani beberapa ekor ternak. Dalam penanganan PMK, Pemkab Magetan telah menyiapkan dana dari Belanja Tak Terduga senilai Rp 3 miliar. "Namun, saat ini masih menunggu dananya untuk pengadaan obat. Hal itu karena dalam proses pencairannya ada tahapan yang harus dilalui. Karenanya kami juga meminta peternak memakai jamu tradisional untuk ternak," jelasnya.

Nur Haryani menuturkan timnya yang terjun ke lapangan mendampingi para peternak juga telah memberikan panduan kepada para peternak tentang petunjuk membuat obat-obatan tradisional untuk mengobati penyakit mulut dan kuku pada sapi pada ternak. Perawatan untuk menambah daya tahan ternak bisa menggunakan kunyit, asam jawa, jeruk nipis, dan bahan alami lainnya yang bisa didapatkan peternak dengan mudah.

"Virus PMK tingkat sembuhnya tergantung pada daya tahan ternak. Semakin tinggi daya tahan tubuh ternak, semakin cepat juga sembuhnya," katanya.

Pihaknya membenarkan bahwa penularan PMK terhadap ternak sapi di wilayah Magetan semakin meluas. Data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan mencatat kasus sapi yang positif PMK di Magetan hingga 9 Juni 2022 mencapai 1.463 ekor dan penyebarannya telah mencapai semua wilayah, yaitu 18 kecamatan.

"Dari seribuan sapi yang terpapar PMK tersebut, ada sekitar 165 ekor sapi telah sembuh dan alhamdulillah belum ada laporan sapi mati karena PMK," kata dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement