Rabu 15 Jun 2022 05:22 WIB

Planetarium Jakarta Pindahkan Sarana Edukasi Astronomi dari TIM ke Ancol

Bangunan tinggi di sekitar TIM menyulitkan pandangan di area timur saat bulan terbit.

Ilustrasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) memindahkan sarana edukasi masyarakat soal pengetahuan astronomi dari Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta Pusat ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta. Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) memindahkan sarana edukasi masyarakat soal pengetahuan astronomi dari Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta Pusat ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengelola Planetarium dan Observatorium Jakarta (POJ) memindahkan sarana edukasi masyarakat soal pengetahuan astronomi dari Taman Ismail Marzuki (TIM) Cikini Jakarta Pusat ke Taman Impian Jaya Ancol Jakarta Utara. Alasan pemindahan tersebut karena bangunan tinggi di sekitar TIM sehingga menyulitkan pandangan di area timur saat bulan baru terbit.

"Karena bangunan di pusat kota, Cikini sana, sangat tinggi sekali. Itu salah satu sebabnya kenapa kami mengadakan kegiatan di Ancol ini, kami membutuhkan akses timur yang luas, sehingga bulan yang baru terbit akan terlihat," kata Penceramah Astronomi POJ Muhammad Raihan kepada wartawan di Jakarta Utara, Selasa (14/6/2022) malam.

Baca Juga

Selain itu, Raihan menuturkan pihaknya memiliki tanggung jawab moral untuk memperkenalkan astronomi kepada masyarakat, khususnya warga Jakarta. Menurut Raihan, banyak sekali fenomena astronomi yang menarik untuk diperkenalkan kepada masyarakat setiap tahunnya, dan juga sebagai bahan edukasi untuk anak-anak dan masyarakat umum.

Setiap bulan, POJ memiliki banyak pengamatan bulan purnama, tapi ada saatnya bulan purnama lebih rendah, lebih menarik, dan secara saintifik bisa memberikan sejumlah masukan misalnya fenomena pasang maksimum air laut. "Seperti hari ini pasangnya diprediksi lebih tinggi karena memang bulannya lebih dekat," tutur Raihan.

Raihan membeberkan jarak terkini antara bulan dengan bumi di tengah fenomena purnama super stroberi malam ini sekitar 357.658 kilometer dari bumi. Ketika fenomena ini terjadi, bulan cenderung terlihat tujuh persen lebih dekat dan 15 persen lebih terang dari biasanya.

Raihan mengungkapkan fenomena "strawberry supermoon" ini umumnya terjadi dua sampai tiga kali dalam setahun atau posisi bulan purnama terdekat dengan satu di antaranya paling dekat. "Sebenarnya (posisi bulan purnama) yang paling dekat itu bulan Juli ada lagi, tapi memang bulan Juni ini menjadi waktu yang terbaik karena menjadi puncak musim panas," sambungnya.

Enam teleskop dengan kemampuan pembesaran mata 40 sampai 50 kali pun disiapkan petugas dari Planetarium dan Observatorium Jakarta untuk digunakan peserta Piknik Malam Bersama di Taman Impian Jaya Ancol untuk melihat dengan jelas penampakan terkini bulan purnama. Pengunjung yang meneropong lewat teleskop akan melihat bulan purnama dengan jelas berikut penampakan permukaannya yang terdiri dari kawah-kawah dan bagian gelap yang disebut mare atau lautan.

Selain purnama super stroberi (Strawberry Supermoon) pada 14 Juni ini, nanti POJ juga mengagendakan pengamatan purnama lagi pada 14 Agustus, di mana purnama akan berlawanan dengan planet Saturnus, sehingga Saturnus akan tampak saat purnama berlangsung. Kemudian ada lagi fenomena konjungsi bulan pada 8 September, dan terakhir adalah gerhana bulan total sebagai fenomena yang paling spektakuler untuk disaksikan pada 8 November 2022.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement