Rabu 15 Jun 2022 16:29 WIB

Uni Eropa Enggan Sebutkan Nama Produsen Pembuat Vaksin Cacar Monyet

Uni Eropa membeli 110 ribu dosis vaksin cacar monyet dan akan dikirimkan akhir Juni.

Red: Nora Azizah
Uni Eropa membeli 110 ribu dosis vaksin cacar monyet dan akan dikirimkan akhir Juni.
Foto: AP Photo/LM Otero
Uni Eropa membeli 110 ribu dosis vaksin cacar monyet dan akan dikirimkan akhir Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Uni Eropa akan menandatangani perjanjian dengan sebuah produsen untuk membeli sekitar 110.000 dosis vaksin cacar monyet. "Vaksin akan dikirimkan mulai akhir Juni," kata komisaris kesehatan EU Stella Kyriakides, dilansir reuters, Selasa (14/6/2022).

Namun, Uni Eropa enggan menyebutkan nama produsen pembuat vaksin. Kyriakides tidak mengungkap nama pembuat vaksin itu. Para pejabat Komisi Eropa mengatakan namanya akan segera diumumkan. Di sela-sela pertemuan para menteri kesehatan EU di Luksemburg pada Selasa, Kyriakides mengatakan vaksin itu akan dibeli dengan dana EU dan dikirim ke negara-negara EU.

Baca Juga

Regulator obat EU mengatakan bulan ini pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan biotek Denmark Bavarian Nordic mengenai data percobaan yang dapat mendukung perluasan penggunaan suntikan Imvanex yang disetujui di luar cacar termasuk cacar monyet. Imvanex dikenal sebagai Jynneos di Amerika Serikat, Regulator AS telah menyetujui vaksin cacar Bavaria untuk digunakan melawan cacar monyet.

Beberapa negara EU, termasuk Jerman dan Spanyol, telah memesan sendiri vaksin cacar monyet. Kyriakides mengatakan, EU telah mencatat 900 kasus cacar monyet.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengungkapkan bahwa kemungkinan untuk membendung wabah cacar monyet di dunia bisa menyempit. Bila hal ini terjadi, risiko cacar monyet untuk menetap di negara-negara non endemik akan menjadi nyata.

Sejak awal Mei lalu, WHO telah mengonfirmasi lebih dari 1.000 kasus cacar monyet. Kasus-kasus ini ditemukan di 29 negara non endemik di luar Afrika Barat dan Tengah yang merupakan wilayah endemik.

Menurut Ghebreyesus, wabah yang terkendali bisa membuka peluang bagi virus monkeypox untuk "menetap" di wilayah baru. Bila hal ini terjadi, virus tersebut bisa menyebar pada tingkat yang rendah untuk waktu yang tak terbatas. Bahkan, kemunculan kasus cacar monyet bisa mencapai tingkat epidemi di beberapa wilayah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement