Rabu 15 Jun 2022 19:02 WIB

WHO Dalami Laporan Virus Cacar Monyet di Dalam Cairan Sperma Pasien

Sejumlah ilmuwan sebut virus cacar monyet terdeteksi di sperma pasien.

Red: Nora Azizah
Sejumlah ilmuwan sebut virus cacar monyet terdeteksi di sperma pasien.
Foto: Pixabay
Sejumlah ilmuwan sebut virus cacar monyet terdeteksi di sperma pasien.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mendalami laporan tentang temuan virus cacar monyet dalam cairan sperma pasien, kata pejabat WHO, mengutip reuters, Rabu (15/6/2022). Pendalaman itu dimaksudkan untuk melihat kemungkinan apakah cacar monyet bisa ditularkan secara seksual.

WHO masih meyakini bahwa virus tersebut terutama ditularkan lewat kontak dekat antar manusia. Namun dalam beberapa hari terakhir, para ilmuwan telah mendeteksi DNA virus dalam cairan sperma sejumlah pasien cacar monyet di Italia dan Jerman.

Baca Juga

"Kita benar-benar perlu fokus pada cara penularan yang paling sering terjadi dan kita dengan jelas melihat bahwa (penularan) itu berkaitan dengan kontak kulit," kata Catherine Smallwood, manajer insiden cacar monyet di WHO Eropa, dalam jumpa pers.

Lebih dari 1.300 kasus cacar monyet telah dilaporkan oleh sekitar 30 negara, terutama di Eropa, sejak awal Mei. Sebagian besar kasus dilaporkan menimpa laki-laki yang berhubungan seksual dengan laki-laki.

Sementara itu, Uni Eropa akan menandatangani perjanjian dengan sebuah produsen untuk membeli sekitar 110.000 dosis vaksin cacar monyet. "Vaksin akan dikirimkan mulai akhir Juni," kata komisaris kesehatan EU Stella Kyriakides, dilansir reuters, Selasa (14/6/2022).

Namun, Uni Eropa enggan menyebutkan nama produsen pembuat vaksin. Kyriakides tidak mengungkap nama pembuat vaksin itu. Para pejabat Komisi Eropa mengatakan namanya akan segera diumumkan. Di sela-sela pertemuan para menteri kesehatan EU di Luksemburg pada Selasa, Kyriakides mengatakan vaksin itu akan dibeli dengan dana EU dan dikirim ke negara-negara EU.

Regulator obat EU mengatakan bulan ini pihaknya sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan biotek Denmark Bavarian Nordic mengenai data percobaan yang dapat mendukung perluasan penggunaan suntikan Imvanex yang disetujui di luar cacar termasuk cacar monyet. Imvanex dikenal sebagai Jynneos di Amerika Serikat, Regulator AS telah menyetujui vaksin cacar Bavaria untuk digunakan melawan cacar monyet.

 

Beberapa negara EU, termasuk Jerman dan Spanyol, telah memesan sendiri vaksin cacar monyet. Kyriakides mengatakan, EU telah mencatat 900 kasus cacar monyet.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement