REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pasar Hewan Manonjaya di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, telah kembali beroperasi sejak awal Juni 2022. Meski penyakit mulut dan kuku (PMK) mewabah di Kabupaten Tasikmalaya, pasar hewan ternak besar yang beroperasi setiap Rabu itu diizinkan buka untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban.
Kendati telah kembali beroperasi, aktivitas jual beli hewan ternak di tempat itu masih sepi pada Rabu (15/6/2022). Berdasarkan data UPTD Pasar Hewan Manonjaya, hanya sekitar 40 persen hewan ternak yang terjual dari total sekitar 150 ekor ternak yang dijual hari itu."Masih banyak pembeli yang ragu," kata Mugni (48 tahun), salah seorang pedagang di Pasar Hewan Manonjaya.
Para pembeli masih tak yakin hewan ternak yang dijual bebas dari PMK. Alhasil, masih banyak hewan ternaknya yang belum laku terjual. Mugni mengatakan, pada tahun lalu, sapi-sapi miliknya hampir terjual sekitar 60 persen pada tiga pekan menjelang Iduladha. Namun, saat ini sapi miliknya yang terjual baru sedikit. "Masih banyak yang belum terjual. Tadi baru terjual empat ekor," kata lelaki yang mengambil sapi dari Kabupaten Pangandaran itu.
Salah seorang pedagang sapi lainnya, Iskandar (64), mengatakan, penjualannya pada momen Idul Adha kali ini berkurang hingga 60 persen dibanding tahun lalu. Menurut dia, dalam sekali Pasar Hewan Manonjaya dibuka saat ini, sapinya yang terjual paling banyak hanya empat ekor."Kalau sebelumnya mah paling sedikit 10 ekor," kata dia.
Ia menambahkan, saat ini sapi dari luar wilayah Jawa Barat (Jabar) juga belum bisa masuk ke Pasar Hewan Manonjaya. Sebab, pemeriksaan yang dilakukan saat ini lebih ketat. Sapi yang tak memiliki surat keterantan kesehatan hewan (SKKH) tidak boleh masuk ke Pasar Hewan Manonjaya. Alhasil, para pedagang masih mengandalkan sapi lokal yang ada di Tasikmalaya dan sekitarnya."Harapannya mah, kalau bisa dinormalkan lagi kondisinya. Kasihan pedagang kalau seperti ini terus. Kan jualan hewan ini mencakup orang kecil juga," kata dia.
Kepala UPTD Pasar Hewan Manonjaya, Rukmana, mengatakan, meski sudah dibuka sejak awal Juni, aktivitas di jual beli hewan ternak di tempatnya bekerja masih relatif sepi. Pembeli belum banyak yang datang. Hewan kurban yang dibawa oleh pedagang juga masih sedikit.
Menurut dia, pada momen Iduladha tahun lalu, aktivitas di Pasar Hewan Manonjaya biasanya telah ramai sejak sebulan sebelum hari H. Namun, kini sapi-sapi yang dibawa pedagang lebih banyak yang kembali dibawa pulang, alih-alih terjual."Biasanya mah menjelang Iduladha seperti ini pembeli sudah banyak. Sapi yang masuk juga banyak. Karena memang musim panen," kata dia.
Dalam kondisi normal, jumlah hewan ternak yang masuk ke Pasar Hewan Manonjaya setiap kali beroperasi bisa mencapai 400 ekor. Namun, saat ini hanya terdapat sekitar 150 ekor hewan ternak yang dijual. "Itu pun yang terjual hanya 40 persennya," kata Rukmana.
Sejak Pasar Hewan Manonjaya kembali dibuka, petugas sangat selektif dalam mengizinkan hewan ternak yang dapat masuk. Hanya hewan ternak yang dilengkapi SKKH yang diperbolehkan masuk. Hewan ternak yang tak dilengkapi SKKH diminta untuk dikirinkan kembali ke tempat asalnya, meski hewan itu terlihat sehat.
Tak hanya pemeriksaan SKKH, petugas juga memeriksa kondisi fisik hewan ternak. Meski sudah dilengkapi SKKH, apabila hewan ternak terlihat bergejala PMK, hewan ternak itu tetap tak dibiarkan masuk Pasar Hewan Manonjaya.
"Kalau hanya kelihatan sakit sedikit, itu mungkin lelah. Kami isolasi dulu di kandang terpisah. Kalau satu jam belum ada perubahan, baru kami minta pulangkan," kata dia.