Ahad 19 Jun 2022 23:56 WIB

ISIS Klaim Dalangi Serangan ke Kuil Sikh di Afghanistan

ISIS sebut serangan itu merupakan balasan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Pejuang Taliban berjaga di lokasi ledakan di depan kuil Sikh di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 18 Juni 2022. Beberapa ledakan dan tembakan merobek kuil di ibu kota Afghanistan.
Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Pejuang Taliban berjaga di lokasi ledakan di depan kuil Sikh di Kabul, Afghanistan, Sabtu, 18 Juni 2022. Beberapa ledakan dan tembakan merobek kuil di ibu kota Afghanistan.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan ke kuil Sikh di Kabul, Afghanistan, Sabtu (18/6/2022). Setidaknya dua orang tewas dalam insiden itu, salah satunya anggota Taliban.

“(Anggota ISIS) memasuki kuil untuk penganut Hindu dan Sikh di Kabul setelah membunuh penjaganya, dan menembaki orang-orang kafir di dalam (kuil) dengan senapan mesin dan granat tangan,” kata ISIS dalam pesan yang diunggah di situs propagandanya, Amaq, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

ISIS mengungkapkan, mereka memang sengaja menargetkan umat Hindu dan Sikh. ISIS menyebut, serangan itu merupakan balasan atas penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Komentarnya merujuk pada kasus yang tengah berlangsung di India.

Serangan ke kuil Sikh terjadi setelah delegasi India berkunjung ke Kabul. Saat bertemu perwakilan pemerintahan Taliban, mereka membahas tentang distribusi bantuan kemanusiaan dari India ke Afghanistan.

Awal bulan ini, dua juru bicara partai yang berkuasa di India, Bharatiya Janata Party (BJP), yakni Nupur Sharma dan Naveen Kumar Jindal, membuat pernyataan menghina Nabi Muhammad. Komentar mereka segera memicu gelombang kecaman, tak hanya di internal India, tapi juga dari negara-negara Muslim.

Pemerintah India mengatakan, pernyataan mereka tidak mencerminkan pandangan resmi mereka. New Delhi mengklaim, sudah ada “badan terkait” yang mengambil tindakan tegas terhadap kedua politisi BJP tersebut.

Belum lama ini Sekretaris Jenderal Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) Hissein Brahim Taha melakukan pembicaraan via telepon dengan Menteri Luar Negeri Pakistan Bilawal Bhutto Zardari. Mereka membahas tentang meningkatnya Islamofobia di India, termasuk soal kasus dugaan penghinaan Nabi Muhammad oleh dua politisi BJP.  

Saat berbicara dengan Zardari, Taha mengaku prihatin atas kesengsaraan tak berujung yang dihadapi umat Muslim di India. “OKI sensitif terhadap tren Islamofobia yang berkembang dan kebutuhan untuk mengambil tindakan kolektif guna memeranginya,” ujar Taha, menurut pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Pakistan pada 12 Juni lalu dikutip laman Yeni Safak.

Sementara itu Zardari menilai, penghinaan yang dilakukan dua juru bicara BJP terhadap Nabi Muhammad telah sangat melukai sentiment umat Islam di seluruh dunia. “Upaya klarifikasi BJP dan tindakan ‘disiplin’ yang terlambat serta asal-asalan terhadap individu yang bertanggung jawab tidak dapat meredakan rasa sakit serta penderitaan yang mereka sebabkan ke dunia Muslim,” ucapnya.

Zardari pun mengutuk aksi kekerasan yang dilakukan kepolisian India saat umat Islam di sana menggelar aksi protes terhadap BJP setelah menunaikan salat Jumat pekan lalu. Dia kemudian menyerukan OKI untuk segera mencari tahu faktor-faktor yang memperparah Islamofobia di India.

Selain itu, Zardari turut mendesak OKI dan negara anggotanya untuk meningkatkan upaya guna melindungi kehidupan, martabat, properti, budaya, warisan, dan kebebasan beragama Muslim di India.  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement