REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Banyak remaja yang sungkan untuk aktif di masjid. Karena masjid gagal membuka pintunya untuk pemuda. Dalam At Taubah ayat 18,
إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَٰئِكَ أَنْ يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.
Berikut adalah saran tentang bagaimana membuat masjid lebih ramah bagi pemuda Muslim, dilansir di aboutislam.net,
Pertama, Sesuaikan budaya masjid, orang yang dewasa atau pengurus masjid harus belajar untuk menasihati dengan hangat dan bijaksana. Jika mereka mengangap perilaku mereka tidak boleh ditoleransi maka tidak ada anak muda yang ingin memasuki ruang di mana dia terus-menerus dikritik dan dihina karena kekurangan mereka tanpa mengakui perjalanan iman mereka.
Meski demikian bukan berarti kita harus diam tentang perilaku yang tidak pantas dan terutama yang haram. Artinya kita harus mendekati dengan kasih sayang.
Kedua, Dukung remaja menjadi relawan masjid. Sebagai sebuah institusi masjid dapat memberikan dukungan keuangan dan tawarkan sumber daya.
Berdayakan pemuda muslim untuk mengeksplorasi strategi baru tanpa selalu mendikte atau menjatuhkan ide-ide mereka. Berilah mereka bimbingan dan pengembangan keislaman agar mereka tidak menyimpang dari tarbiyah kenabian.
Ketiga, Biarkan pemuda ikut serta menjadi pengurus. Jika pengurus masjid benar-benar berkomitmen untuk transformasi, ijinkan remaja muslim menjadi salah satu pengurus di dewan masjid.
Keempat, Buat ruang kreatif atau mendukung kegiatan remaja. Ruang alternatif untuk kaum muda sedang populer saat ini. Meskipun ini adalah ide yang cukup spesifik, beberapa masjid menciptakan ruang seperti kafe di mana kaum muda dapat mengerjakan pekerjaan rumah atau belajar, makan siang, dan mengadakan acara keren seperti malam seni atau serial mendongeng.
Tentu saja, tidak semua masjid mampu membelinya, tetapi jelajahi solusi seperti mengubah ruangan kecil yang kosong dengan barang-barang murah dari toko barang bekas lokal.
Kelima, ijinkan pemuda menjadi khatib Jumat. Carilah pria-pria muda yang berpendidikan Islam tetapi juga terdidik tentang masalah-masalah kemasyarakatan dan sosial. Hindari pria muda yang merupakan yang ceramah dengan menghakimi. Jika ada kekurangan khatib muda, mulailah melatih beberapa.
Keenam, Mulai dari kelompok kecil. Banyak pengurus masjid kecewa ketika mereka tidak dapat mengajak 200 pemuda di bulan pertama mereka.
Jangan takut untuk memulai dengan sekelompok kecil pemuda yang berdedikasi. Jika halaqah hanya memiliki enam peserta reguler, anggap itu sebagai berkah.
Acara yang mengisi kesenjangan yang tidak dapat diisi oleh institusi lain juga sangat membantu. Misalnya, renang khusus wanita, acara qiyamul lail, liga olahraga, pameran karir atau persiapan perguruan tinggi, dan lokakarya menarik tentang topik khusus muslim dapat menjadi cara yang bagus untuk menarik minat kaum muda.
Sumber: