REPUBLIKA.CO.ID, MAMUJU -- Pemerintah Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat bertekad mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan dengan melakukan intervensi terhadap tiga komoditas unggulan yakni beras, jagung, dan sapi potong.
"Di Mamuju ini ada tiga komoditas unggulan kita untuk kemandirian pangan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Peternakan Kabupaten Mamuju Sofyan Yusuf, dihubungi Selasa (21/6/2022).
Menurut dia, padi merupakan kebutuhan pokok yang tidak bisa ditunda sehingga ketersediaannya harus surplus. "Kita harus swasembada berkelanjutan. Jangan swasembada hari ini besok tidak sehingga kami menjaga itu dengan melakukan intervensi produksi produktivitas, baik malalui eksentifikasi maupun intensifikasi," ujar Sofyan Yusuf.
Ia optimistis, swasembada berkelanjutan itu dapat diwujudkan mengingat iklim di Kabupaten Mamuju pada pengembangan sektor pertanian, khususnya tanaman padi sangat mendukung. "Kami optimistis lahan sawah yang ada saat ini sekitar 14 ribu hektare, bisa diintensifkan bagaimana peningkatanproduktivitasnya," tutur Sofyan Yusuf.
Intervensi juga dilakukan dengan memberikan bantuan pupuk dan benih termasuk bantuan penangkaran benih sekitar 45 hektare di tiga kecamatan, yakni Kalukku, Papalang dan Kecamatan Sampaga. "Kita bisa menghasilkan produksi benih unggul dan ini nanti hasilnya akan ditanam oleh petani, karena benih ini 80 persen keberhasilan peningkatan produktivitas itu asalnya dari benih," terangnya.
Kabupaten Mamuju dalam mendukung ketahanan pangan berupa jagung. Komoditas jagung sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Mamuju, karenabudi dayanya tidak tidak terlalu sulit dan harga jualnya cukup baik untuk pakan ternak, yakni di atas Rp 4.000 per kilogram. "Komoditas jagung dapat menopang ketahanan pangan kita. Potensi pasarnya juga bagus sehingga cepat berkembang. Kemudian, teknik budi dayanya tidak terlalu sulit, tidak sama dengan kedelai," kata Sofyan Yusuf.
Sedangkan untuk swasembada komoditas sapi potong, akan diupayakan dengan pengadaan bibit dengan kawin suntik atau inseminasi buatan. "Pengembangan sapi potong, kami intervensi pada pengadaan benih, bantuan bibit berkala maupun juga pengembangan bibit ini dengan kawin suntik atau inseminasi buatan," katanya.