REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir dan Arab Saudi mengisyaratkan niat mereka untuk memperkuat hubungan ekonomi pada Selasa (21/6/2022) kemarin selama kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman. Ia pun mengumumkan kesepakatan senilai 7,7 miliar dolar AS atau setara Rp 114,191 triliun (kurs Rp 14.830 per dolar AS).
Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (22/6/2022), Arab Saudi telah memberikan miliaran dukungan sejak Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi berkuasa pada tahun 2014 dan Kairo sedang berjuang dengan dampak ekonomi dari perang Ukraina.
Mesir menjadi negara pertama dari rangkaian kunjungan luar negeri Arab Saudi di luar kawasan Teluk dalam lebih dari tiga tahun oleh sang pangeran. Dia berangkat pada Selasa malam ke Yordania dan kemudian akan mengunjungi Turki.
Pangeran MBS dan Sisi membahas perdagangan, investasi dan keamanan, serta pertemuan puncak regional di Arab Saudi bulan depan yang akan dihadiri oleh Presiden AS Joe Biden, demikian pernyataan dari Kepresidenan Mesir.
Sebanyak 14 kesepakatan yang ditandatangani mulai dari sektor energi terbarukan hingga minyak bumi, makanan, dan tekfin. Itu termasuk kesepakatan senilai 1,5 miliar dolar AS antara Acwapower Arab Saudi dan Perusahaan Induk Listrik Mesir untuk membangun pembangkit listrik tenaga angin, menurut pernyataan Kabinet Mesir.
Di antara perjanjian lainnya adalah pengembangan terminal serbaguna di pelabuhan Damietta Mesir. Otoritas Umum Mesir untuk Investasi dan Zona Bebas mengatakan dalam sebuah pernyataan, akan membentuk kota farmasi senilai 150 juta dolar AS oleh Pharco Pharmaceuticals Mesir di Arab Saudi.
Sebuah pernyataan bersama mengatakan Arab Saudi telah memutuskan untuk memimpin investasi di Mesir senilai 30 miliar dolar AS, meskipun tidak jelas apa yang dimaksud dengan angka tersebut.
Pada bulan Maret lalu, Arab Saudi mendepositokan 5 miliar dolar AS di bank sentral Mesir. Pemerintah Mesir telah mengatakan sebelumnya bahwa kerja sama dengan dana kekayaan negara Saudi akan menghasilkan investasi 10 miliar dolar AS.
Islamic Trade Finance Corporation (ITFC) yang berbasis di Saudi telah mulai mengucurkan 3 miliar dolar AS dalam pembiayaan baru untuk membantu Mesir mengimpor komoditas, kata CEO-nya pekan lalu.