REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia pada Selasa (21/6/2022) memperingatkan Lithuania bahwa mereka akan menghadapi "dampak negatif yang serius", karena memblokir pengiriman barang melalui kereta api ke wilayah Kaliningrad di Laut Baltik Moskow. Ini adalah perselisihan terbaru atas sanksi Barat yang dijatuhkan kepada Rusia atas perang di Ukraina.
Perhatian diplomatik kini telah beralih ke Kaliningrad, sebuah kota Rusia yang terletak di antara Polandia dan Lituania. Kaliningrad memiliki populasi hampir satu juta penduduk. Kota ini terhubung ke seluruh Rusia dengan jalur kereta api melalui Lithuania yang merupakan anggota Uni Eropa dan NATO.
Lithuania telah menutup rute untuk pengangkutan baja dan logam besi lainnya. Penutupan ini dilakukan di bawah sanksi Uni Eropa yang mulai berlaku pada Sabtu (18/6/2022). Kantor berita TASS yang mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia melaporkan, Lithuania juga memblokir transportasi makanan, sehingga membahayakan keamanan pangan kawasan itu. Warga Lithuania yang tinggal tepat di seberang perbatasan mengatakan, mereka percaya pada NATO sebagai pencegah potensi serangan Rusia.
"Tidak ada hal buruk yang akan terjadi, karena Lithuania berada di (pihak) NATO dan di Uni Eropa," kata seorang pekerja asuransi Vitalijus Sidiskis (59 tahun).
Namun Sidiskis mengakui, sulit untuk memprediksi apa yang mungkin dilakukan Rusia. Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, mengunjungi Kaliningrad untuk memimpin pertemuan keamanan. Dia mengatakan, tindakan Lithuania menunjukkan bahwa, Rusia tidak dapat mempercayai Barat. Menurut Patrushev, Barat telah melanggar perjanjian tertulis tentang Kaliningrad.
"Langkah-langkah yang tepat sedang disusun sebagai tanggapan, konsekuensinya tanggapan itu akan memiliki dampak negatif yang serius pada penduduk Lithuania," ujar Patrushev seperti dikutip oleh kantor berita negara RIA.
Moskow memanggil utusan Uni Eropa Markus Ederer ke Kementerian Luar Negeri Rusia pada Selasa (21/6/2022). Juru bicara Uni Eropa Peter Stano mengatakan, dalam pertemuan itu, Ederer meminta Rusia untuk menahan diri.
Sebagai pembalasan atas sanksi Barat, Rusia telah mulai memompa pengurangan volume gas ke Eropa melalui Ukraina. Negara-negara Uni Eropa dari Laut Baltik di utara hingga Laut Adriatik di selatan telah menguraikan langkah-langkah untuk mengatasi krisis pasokan gas.
Invasi Rusia ke Ukraina pada akhir Februari menempatkan sektor energi sebagai jantung pertempuran ekonomi antara Moskow dan Barat. Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mengatakan, aliran yang berkurang merupakan serangan ekonomi terhadap Jerman yang "tidak dapat dibiarkan berhasil".