REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Arab Saudi mengecam seluruh ujaran kebencian dalam segala jenis dan bentuknya. Arab Saudi juga menegaskan kembali bahwa upayanya untuk mempromosikan toleransi, serta memerangi semua aspek ekstremisme dan kekerasan, harus berlanjut di seluruh dunia.
Pernyataan itu dibuat Kerajaan selama pertemuan Majelis Umum PBB pada Senin (20/6/2022) di Markas Besar PBB di New York untuk menandai Hari Internasional pertama untuk Melawan Ujaran Kebencian.
Kepala Komite Sosial Kemanusiaan dan Budaya delegasi tetap Saudi untuk PBB, Sulafa Mousa, mengatakan peringatan itu “datang pada waktu yang sangat penting, karena umat manusia menderita akibat epidemi, konflik dan bencana alam, yang telah menambahkan dimensi baru pada kohesi dan ketahanan masyarakat.
Dia menggarisbawahi keyakinan Arab Saudi, bahwa toleransi adalah dasar untuk hidup berdampingan dan menciptakan peradaban, dan juga menekankan pentingnya memerangi ujaran kebencian dan tidak melakukan kekerasan.
Mousa mengatakan bahwa Kerajaan memiliki catatan yang terbukti dalam memerangi ujaran kebencian, serta mendorong toleransi sebagai cara hidup dan nilai universal di antara orang-orang.
“Pusat Dialog Nasional King Abdulaziz memainkan peran penting dalam memajukan ide-ide ini dan memastikan mereka tertanam dalam masyarakat,” katanya dilansir dari Arab News, Rabu (22/6/2022).
Mousa mengatakan bahwa Pusat Global untuk Memerangi Ideologi Ekstremis yang didirikan di Kerajaan, sedang bekerja untuk menerapkan peta jalan untuk mengekang ujaran kebencian dan mendekati para penyebarnya.
Baca juga: Neom Megaproyek Ambisius Arab Saudi, Dirikan Bangunan Terbesar di Dunia
Strategi ini termasuk menahan sumber kebencian di media dan jejaring sosial, mendorong orang untuk melaporkan kejahatan kebencian, meningkatkan peran pendidikan dalam memerangi ujaran kebencian, dan menumbuhkan budaya kerja sama.
Kementerian Pendidikan Saudi telah merilis dokumen konsep hak asasi manusia dalam kurikulum sekolah untuk memasukkan nilai-nilai kesetaraan dan penolakan kebencian, dan untuk menekankan bahwa toleransi adalah salah satu pilar utama dalam mengembangkan kurikulum studi Islam.